Labels

100 Tokoh Dunia (97) Alam (28) Alien (9) Artikel (266) Binatang (18) Catatanku (17) Do"a (7) Download (6) FACEBOOK (8) Fakta (20) Film (23) Foto (91) GaMe (3) Handphone (6) Imsakiyah (17) Indonesiaku (3) Internet (11) Islam (174) Kata2 (5) Kenapa? (9) Kesehatan (24) Kisah (35) Kisah 25 Nabi (22) Komputer (12) Lelucon (33) Minangkabau (21) Misteri (73) Musik (9) Nusantara (1) Olah Raga (17) Pendidikan (2) Photoshop (86) Puisi (14) Renungan (37) Sejarah (109) Teknologi (13) Tips n Trik (16) Tokoh (165) Tour De Singkarak 2011 (7) Tour De Singkarak 2013 (1) TV (7) Unik n Kreatif (286) Video (7) Widget (1)
Home » » Sejarah Asal Usul Ekstasi

Sejarah Asal Usul Ekstasi


Sejarah Asal Usul Ekstasi
Semula ditemukan untuk digunakan merangsang nafsu makan. Setelah melalui berbagai tes percobaan, tablet itu dinyatakan siap dipasarkan. Sekarang ini diperkirakan tak kurang dari 100 ribu muda-mudi terpuruk dalam penggunaan obat ini. Itu baru di Jerman. Belum di negara-negara di Eropa, belum lagi di Amerika Serikat. Belum lagi di kota-kota di seluruh dunia. Kata orang yang memuja penggunaan tablet ecstasy ini, kalau mati dalam penggunaannya adalah mati karena kegembiraan.


Bunuh Diri Karena Ekstasi
Adalah Marcim Galinski yang baru saja minum-minum di suatu pesta umum yang diselenggarakan seseorang. Kemudian ia menelan tablet ecstasy sebelum pulang ke tempat tinggal bersama dengan pacarnya. Pemuda asal Polandia yang berusia 24 tahun ini kemudian mengunci pintu ruangannya rapat-rapat dan tidak ada orang bisa masuk.

Ia tinggal di Altona, dan memutuskan untuk bunuh diri. Ia mengambil pedang samurai, menikam dirinya sendiri tepat pada jantungnya. Peristiwa tersebut terjadi baru-baru ini, dan ia adalah orang ke-91 yang melakukan hal serupa dengan latar belakang serupa pula.

Kematian karena bunuh diri setelah menggunakan obat terlarang itu di Kota Hansa, Jerman, bukan hanya beberapa kali saja, tetapi telah sering. Obat seolah barang permainan. Penguasa di kota-kota lain tidak membuat catatan yang cukup mengejutkan akibat penggunaan obat ecstasy ini.

Berapa banyak korban yang melakuan bunuh diri, baik melakukan percobaan maupun yang sampai meninggal? Jumlahnya tidak ada yang tahu secara tepat. Mungkin perhitungannya bisa dengan melihat pada jumlah pemakaiannya saja. Diperkirakan, hingga kini ada sekitar 60 ribu tablet digunakan secara liar, tanpa menggunakan resep dokter.

Jumlah itu ditemukan oleh penyelidik kriminal. Penyelidik itu mengatakan, penggunaannya mirip dengan "sifat gunung es" di lautan, yang kelihatan hanya sepersepuluh, sedangkan yang tidak kelihatan di bawahnya adalah bagian yang sangat besar. Ini baru yang disebut dengan nama pengenalannya sebagai ecstasy saja. Jadi, belum lagi dari jenis baru yang dikenal dengan nama mirip dengan LSD, dan dikatakan sebagai "Speed". Padahal, sebenarnya tak lain dari tablet amphetamin murni, yang mempunyai efek kerja sampai beberapa jam kemudian mempengaruhi pemakainya.

Harga dan Pasaran Ekstasi
Akan halnya tablet yang disebut "bahan harmoni" adalah ec- stasy. Pil ini sebagai perangsang yang memberi dorongan semangat dan menyebabkan peregangan pada saraf otak, dan selan- jutnya menimbulkan halusinasi ringan. Harganya tidak berbeda banyak dengan kokain, yakni 20 hingga 50 mark. Menurut para penyelidik di Berlin atau di Frankfurt, tablet ini telah digunakan sekitar 10 ribu tablet, dan sekitar 100 ribu beredar di seluruh Republik Federasi Jerman.

Obat ajaib ecstasy ini sebelumnya datang dari Inggris. Dipesan ke Jerman melalui informasi radio. Dan sama dengan barang lain, dikirim melalui Selat Dover. Bahan ini sebenarnya telah dikenal sejak tahun 1912, dan merupakan bahan penting dalam pengobatan dengan menggunakan nama yang agak sulit diingat, yaitu Methyldioxyn-Mthylamphetamin (MDMA). Penemunya adalah perusahaan farmasi Ernst Merck di Darmstadt pada tahun 1914 dengan nama "tiruan minyak Sassafras-Staude". Sebagai pemegang hak patennya, perusahaan ini kemudian dilupakan orang.

Dari Obat Perangsang nafsu Makan sampai Obat Pencari Kebenaran
Pada awalnya bahan ini disediakan orang sebagai bahan perangsang nafsu makan, yang kemudian pada tahun 50-an orang malah lebih mengenalnya sebagai obat "pencari kebenaran", yang dikembangkan di Angkatan Darat AS. Olehpenyelidik insektisida, Alexander Shulgin, pada tahun 1965 ditemukan kembali sebagai MDMA tadi. Kemudian oleh para ahli psikotherapi Amerika Serikat digunakan untuk pengobatan pasien-pasien yang sudah parah.

Efek yang diberikan obat ini luar biasa. Yakni, dapat menyebabkan orang, yang biasanya tenang tercengang-cengang, menjadi penuh semangat luar biasa. Dan ia bersedia melakukan apa saja, yang ketika dalam keadaan biasa sukar dipercaya bisa dilakukannya. Bahan inilah yang terdapat dalam obat ini, yang membedakannya dengan obat penenang atau perangsang lainnya.

Bahan ini sering disebut "penisilin untuk jiwa", mengingat menjadi bahan pengantar pada serotonin dalam cairan otak dan dapat pula berfungsi sebagai tablet "Prozac" yang berfungsi sebagai antidepresif. Tapi akan berakibat buruk kalau dicampur dengan bahan alkohol, sehingga dapat membuat penggunanya kecanduan dan mengulangi lagi memakainya.

Efek Menakutkan Untuk Otak Si Pemakai
Setelah dilakukan percobaan pada tikus dan kera, masih saja ditemukan akibatnya berupa kelainan pada otak yang sangat menakutkan. Karena itu, pada 1958, penggunaan MDMA dilarang di Amerika Serikat . Pada tahun berikutnya, bahan ini sampai di Jerman, digunakan untuk pembius, dan diberi nama "Index".

Polisi jarang berhasil menemukan dalam jumlah besar per- dagangan bahan obat kimia ini. Sebagai barang dagangan, polisi memang pernah menggaruknya di Amsterdam pada 1989. Ketika itu, dengan bantuan penyelidik (detektif) dari Jerman, mereka ber- hasil menyita 90 ribu tablet ecstasy. Obat ini merupakan hasil produksi sebuah perusahaan farmasi besar, yang diproduksi di daerah Baden, melalui rumah-rumah tertentu.

Ekstasi dari Belanda dan Polandia
Berserak hampir ke seluruh dunia, dewasa ini tablet "gila" ini datang dari Belanda atau Polandia, dibuat di laboratorium gelap. Limbah pembuatan obat tersebut mencemari lingkungan. Berbagai campuran bahan kimia itu berbahaya bagi penduduk setempat. Produknya, yang disebut "Cock-tali" itu, dipertajam lagi dengan menggunakan "Speed" atau kofeine, sehingga memberi hasil yang luar biasa. Bahkan para pengedarnya tidak tahu seberapa jauh kenikmatan yang didatangkan obat ini.

Di Negeri Balanda, meski penjualan bahan ecstasy dilarang, polisi dan hakim masih tetap menahan diri untuk mengadakan kampanye anti-penggunaan bahan ini, dan mengadakan pengetesan apakah obat ini benar berbahaya. Mungkin mereka ingin suatu bukti yang sangat meyakinkan sebelum ditindak secara tegas dan tuntas.

Dengan menerima bayaran 2,5 gulden, seorang pemuda dapat men- coba apakah pil ini berbahaya atau tidak. Juga, dengan demikian, dapat diketahui dampak terhadap lingkungan. "Jika MDMA dibutuhkan lagi, kita harus bertanggung jawab sampai seberapa jauh obat ini aman untuk digunakan," kata Ernst From- berg, dari Kementerian Kesehatan Belanda.

Demikian juga dengan Margarethe Nimsch, kepala yang membidangi bagian kesehatan di Frankfurt. Dalam ceramahnya tentang penggunaan bahan campuran kimia yang telah menjadi obat ecstasy itu, ia minta supaya benar-benar dilakukan lagi tes, yang hasilnya lebih meyakinkan bahwa penggunaannya tidak sampai menghancurkan generasi muda.

Di Inggris, 20 orang telah meninggal akibat menelan ecstasy. Kebanyakan mereka mati setelah sebelumnya teler berat karena penggunaan ecstasy. Ternyata obat itu telah bekerja ketika mereka melakukan tarian ajojing nonstop selama berjam-jam, sampai kemudian terlihat tanda-tanda kelainan muncul pada fisik mereka.

Ahli MDMA dari Inggris, Nicholas Saunders, telah melakukan sendiri percobaan pada dirinya. Ia merasa tidak terjadi perubahan yang luar biasa. Ini dijelaskannya dalam bukunya yang baru, Ecstasy, penerbit Ricci Bilger, Zurich, Swiss. Antara lain ia mengatakan, "Saya ini manusia penyelidik. Melalui peng- gunaan MDMA, kehidupan dapat diperlihatkan kembali. Saya melihat dengan cara yang lain, hidup ini penuh kesedihan jika segera menjadi runtuh." Sinting.

0 komentar: