Chelsea sukses meraih gelar Liga Champions pertama mereka setelah di partai final menaklukkan Bayern Muenchen. Setelah skor imbang 1-1 berlaku dalam 120 menit, Didier Drogba membawa The Blues menjadi juara dalam drama adu penalti yang berakhir 3-4 untuk kemenangan Chelsea.
Sedikit kejutan dari Chelsea dalam starting XI yang disuguhkan oleh Roberto Di Matteo. Muncul nama Ryan Bertrand, bek yang biasanya pelapis Ashley Cole, yang ditempatkan sebagai gelandang kiri. Sementara, Salomon Kalou diposisikan di sayap kanan yang selama ini lebih sering dihuni Daniel Sturridge. Sebuah hal yang harus dilakukan untuk mematikan agresivitas Philip Lahm.
Babak pertama bergulir, Bayern Muenchen seolah menikmati benar keuntungan mereka bermain di kandang sendiri. Unggul dalam ball possessions, Arjen Robben dkk. beberapa kali mengancam gawang Petr Cech. Hingga menit 27, enam tembakan dan tujuh tendangan sudut diperoleh FC Holywood, namun belum ada satu pun yang mampu mengoyak gawang The Blues yang tampil lebih defensif.
Pendukung tuan rumah sempat bersorak di menit 55. Franck Ribery sukses menaklukkan Petr Cech dari jarak dekat. Namun, pesta terhenti saat itu juga ketika hakim garis menganggap Ribery berada di posisi off side.
Dominasi Bayern Muenchen terus terjadi. Namun, cara mereka menyelesaikan peluang jauh dari kata memuaskan. Menit 64, kala tendangan Ribery keluar sasaran, tercatat sudah 22 tembakan yang dilepaskan klub Jerman; cuma dua di antaranya yang tepat sasaran.
Chelsea berusaha keluar dari tekanan dengan alternatif lain. Menit 74, Ryan Bertrand dicopot untuk pemain sayap ‘yang sesungguhnya’, Florent Malouda yang selama rezim Andre Villas-Boas adalah kartu mati The Blues, namun hidup kembali di era Roberto Di Matteo.
Setelah silang-sengkarut yang mengingatkan kita pada Barcelona di semifinal kala menghadapi Chelsea, Bayern Muenchen akhirnya mampu memecah kebuntuan pada menit 82. Umpan silang Toni Kroos ditanduk ke bawah Thomas Mueller yang tanpa kawalan. Bola memantul, dan Petr Cech kali ini tak cukup mampu menahannya masuk ke gawang.
Chelsea merespons keunggulan Muenchen dengan melepas Fernando Torres menggantikan Salomon Kalou. Sebaliknya, Jupp Heynckes menarik Thomas Mueller untuk Daniel Van Buyten, yang untuk pertama kalinya tampil dalam lima bulan terakhir pasca cedera.
Keputusan yang berakhir perih. Sempat frustrasi, gol penyama kedudukan lahir pada menit 87. Berawal dari tendangan sudut Juan Mata, Didier Drogba dengan jitu terbang sambil menanduk bola. Manuel Neuer takluk.
90 menit berlalu dan skor tetap sama kuat 1-1, babak perpanjangan waktu pun digelar. Didier Drogba nyaris mengubah nasibnya dari pahlawan menjadi pesakitan ketika mengganjal Franck Ribery di kotak terlarang pada menit 93. Beruntunglah bagi penyerang Pantai Gading, tembakan Arjen Robben ke sudut kiri gawang, masih mampu ditebak oleh Petr Cech.
Mimpi buruk Bayern Muenchen bergerak ketika Franck Ribery harus ditarik keluar karena cedera dan digantikan oleh Ivica Olic, yang musim ini lebih sering termangu di bangku cadangan. Sementara FC Holywood terus menghamburkan peluang, pertahanan ketat Chelsea berhasil menggiring skor 1-1 hingga 120 menit berakhir.
Pertandingan pun harus diakhiri dengan drama adu penalti. Philip Lahm yang menjadi penendang penalti pertama, sukses memasukkkan bola meski tendangannya sempat menyentuh ujung jari Petr Cech. Sebaliknya, Juan Mata harus merasakan pahitnya final ketika gagal menaklukkan Manuel Neuer.
Penendang kedua dan ketiga kedua klub, sama-sama mampu menunaikan tugas dengan baik. Sebuah hal unik, eksekutor ketiga Muenchen adalah Manuel Neuer sang kiper yang menembak ke sudut kanan gawang Cech.
Pertandingan semakin menegangkan ketika kiper Republik Cek menghalau penalti Ivica Olic. Sementara, Ashley Cole menyamakan skor menjadi 3-3.
Tiang gawang mematikan tembakan Bastian Schweinsteiger, sang eksekutor kelima Muenchen. Keadaan benar-benar berubah pahit bagi Bayern ketika Didier Drogba dengan telak mengecoh Manuel Neuer dan mewujudkan mimpi seorang Roman Abramovich yang datang ke Chelsea sembilan tahun lalu, menggelontorkan uang nyaris tak terhitung untuk merekrut sekian pemain bintang, demi titik puncak hari ini.
Chelsea menang 4-3, dan inilah gelar Liga Champions pertama The Blues. Sebuah klimaks luar biasa bagi The Blues yang sempat begitu rapuh di pertengahan musim: mimpi yang menjadi nyata, dan Eropa berada dalam rengkuhan mereka.
Bayern Muenchen | Chelsea | |
43(7) | Tembakan (Tembakan ke Gawang) | 9(3) |
14 | Pelanggaran | 26 |
20 | Tendangan Sudut | 1 |
1 | Offside | 2 |
56% | Ball Possession | 44% |
1 | Kartu Kuning | 4 |
0 | Kartu Merah | 0 |
2 | Penyelamatan | 6 |
Berikut ini beberapa data dan fakta seputar Chelsea dan Bayern Munchen di Liga Champion:
- Bayern Munchen mengejar gelar Liga Champion kelima mereka untuk menyamai capaian Liverpool. Sedangkan Chelsea berjuang untuk trophi Champion pertama mereka sepanjang sejarah
- Bayern menang satu kali dan takluk dua kali dalam tiga final sebelumnya menghadapi klub asal Inggris. Mereka juga kalah dari Liverpool di ajang Piala Super UEFA 2001.
- Chelsea hanya tampil satu kali di final Liga Champions, di mana mereka ditumbangkan Manchester United melalui adu penalti dengan skor 6-5 usai waktu normal berakhir dengan skor 1-1.
- Ini adalah laga final Champion ke delapan bagi Bayern dengan empat kemenangan dan empat kekalahan. Terakhir mereka juara pada tahun 2001 setelah menyingkirkan Valencia melalui adu pinalti.
- Terakhir ketua tim bertemu di perempat final Liga Champion 04/05. Saat itu Chelsea yang dilatih Jose Mourinho menyisihkan Munchen yang dilatih Felix Magath dengan agregat 6-5.
- Bayern sudah 17 kali menghadapi tim asal Inggris di Liga Champion. Hasilnya, tujuh kali menang, lima kali imbang dan lima kali kalah.
- Chelsea sudah 12 kali berhadapan dengan tim asal Jerman di Liga Champion. The Blues memenangkan enam pertandingan, empat kali kalah dan sisanya seri.
- Rasio kemenangan Chelsea di Liga Champion saat John Terry absen sebesar 57 persen. Lebih besar dibandingkan saat Terry bermain yang hanya 49 persen.
- Jika Bayern menang, Jupp Heynckes menjadi pelatih ke 19 yang memenangi Liga Chamipion dua kali. Sebelumnya, Heynckes memenanginya tahun 1998 saat membesut Real Madrid.