Labels

100 Tokoh Dunia (97) Alam (28) Alien (9) Artikel (266) Binatang (18) Catatanku (17) Do"a (7) Download (6) FACEBOOK (8) Fakta (20) Film (23) Foto (91) GaMe (3) Handphone (6) Imsakiyah (17) Indonesiaku (3) Internet (11) Islam (174) Kata2 (5) Kenapa? (9) Kesehatan (24) Kisah (35) Kisah 25 Nabi (22) Komputer (12) Lelucon (33) Minangkabau (21) Misteri (73) Musik (9) Nusantara (1) Olah Raga (17) Pendidikan (2) Photoshop (86) Puisi (14) Renungan (37) Sejarah (109) Teknologi (13) Tips n Trik (16) Tokoh (165) Tour De Singkarak 2011 (7) Tour De Singkarak 2013 (1) TV (7) Unik n Kreatif (286) Video (7) Widget (1)
Home » » ◕ Detik-detik Rasulullah SAW menjelang sakratul maut

◕ Detik-detik Rasulullah SAW menjelang sakratul maut


oleh Ricko Bahemar pada 05 September 2009 jam 13:29
Ada sebuah kisah tentang totalitas cinta yang dicontohkan Allah lewat kehidupan Rasul-Nya.

Pagi itu, meski langit telah mulai menguning,burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap.
Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata memberikan petuah,
"Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, sunnah dan Al Qur'an. Barang siapa mencintai sunnahku, berati mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku."

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan napas dan tangisnya. Ustman menghela napas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.

"Rasulullah akan meninggalkan kita semua," desah hati semua sahabat kala itu.Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar.

Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu, kalau bisa. Matahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.
"Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk,
"Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah,
"Siapakah itu wahai anakku?"
"Tak tahulah aku ayah, sepertinya ia baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Satu-satu bagian wajahnya seolah hendak di kenang.
"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia.
Dialah malakul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.

Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tak ikut menyertai. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap diatas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata jibril.

Tapi itu ternyata tak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar kabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"

"Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada didalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas.
Perlahan ruh Rasulullah ditarik Tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
"Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."

Lirih Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril membuang muka.
"Jijikkah kau melihatku, hingga kaupalingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
"Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, karena sakit yang tak tertahankan lagi.
"Ya Allah, dahsyat niat maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku." Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya.
"Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah di antaramu."

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"

Dan, pupuslah kembang hidup manusia mulia itu. Kini, mampukah kita mencinta sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi

* * *
Betapa cintanya Rasulullah kepada kita. Kirimkan kepada sahabat-2 muslim lainnya agar timbul kesadaran untuk mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan Rasulnya mencinta kita. Karena sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana belaka.


Komentar Anda :

    • Dua Hsp Terima kasih..merinding aku mbacanya. Akan aku tag kteman2ku kalo nanti aku buka lwt pc.
      Saat ini lg pk hp.

      05 September 2009 jam 13:37 ·

    • Aidfilmansyah Mansur mantap riko ....
      05 September 2009 jam 14:29 ·

    • Aidfilmansyah Mansur iko mafia ustad namo nyo hahahaha
      05 September 2009 jam 14:29 ·

    • Ifnaldy Syarief tarimo kasih pak...talompek pulo aia mato m baco nyo...
      05 September 2009 jam 14:40 ·

    • Ricko Bahemar All.... Luph U Fullllll
      05 September 2009 jam 14:45 ·

    • Ricko Bahemar YANG NGASIH COMMENT CUMA JEMPOL BERARTI TIDAK BISA MENGAMBIL HIKMAH TULISAN INI. ( weeeekkk rasailah... jempol k jempol juo)
      05 September 2009 jam 15:41 ·

    • Id Doank tarimo kasih banyak bang ricko, atas kirimannyo bang.
      05 September 2009 jam 16:39 ·

    • AabDea Van Houten hehehehe... bukannyo ndak bisa ma ambiak hikmah dari carito tu pak......
      tapi.......
      ndak bisa diungkapkan jo kato2/tulisan2 doh......
      jadi di agiah kode se jo JEMPOL......

      05 September 2009 jam 17:17 ·

    • Fadhly Reza Jempol artinyo: Allahuakbar...Allahuakbar.......Allahuakbar........1000x
      05 September 2009 jam 17:27 ·

    • AabDea Van Houten kok luko jempolnyo artinyo....
      Handyplas!......

      05 September 2009 jam 17:28 ·

    • Deddy Harfen yo tasirok ak di buek'yo sampai ka hati ak nan dalam da richo.hiduik mati seseorang indak bs di tembak ,hanya sang penciptalah yg mengatur sagalonyo.thanks.
      05 September 2009 jam 20:49 ·

    • Anto Grand Citra Allahhuakbar....ya Allah jadikanlah kami semua org yg selalu bersalawat kepada kekasihMU
      06 September 2009 jam 0:50 ·

    • Aidfilmansyah Mansur duo jempol riko mantap
      06 September 2009 jam 7:00 ·

    • Dayu Darwin rikoooo ampek jempol buek riko iyuo sabana santiang iko tulisannyo mantap great rancak ko ancak bana isi nyo mokasih yo ko? alah di tag ka uni
      06 September 2009 jam 14:12 ·

    • Dayu Darwin rancak bana ko seratus nilai nya ni ponten A
      06 September 2009 jam 14:12 ·

    • Ricko Bahemar alah ni? Uni se nan br mancigap!
      06 September 2009 jam 14:38 ·

    • Dayu Darwin paru pertama ramadhan telah kita lewati semoga rakhmat itu milik kita kini paruh kedua kedua raih maghfirah kasih sayang dari ALLAH untuk umatnya yang berpuasa dan jangan lupa diparuh ketiga dapatkan hisbuminnanar untuk kita semua amin ya rab
      06 September 2009 jam 16:48 ·

    • Uno Shen mantab sangaiki untuak renungan diri........sep....sep....sep....INSYA ALLAH...
      08 Februari jam 8:20 ·

0 komentar: