Labels

100 Tokoh Dunia (97) Alam (28) Alien (9) Artikel (266) Binatang (18) Catatanku (17) Do"a (7) Download (6) FACEBOOK (8) Fakta (20) Film (23) Foto (91) GaMe (3) Handphone (6) Imsakiyah (17) Indonesiaku (3) Internet (11) Islam (174) Kata2 (5) Kenapa? (9) Kesehatan (24) Kisah (35) Kisah 25 Nabi (22) Komputer (12) Lelucon (33) Minangkabau (21) Misteri (73) Musik (9) Nusantara (1) Olah Raga (17) Pendidikan (2) Photoshop (86) Puisi (14) Renungan (37) Sejarah (109) Teknologi (13) Tips n Trik (16) Tokoh (165) Tour De Singkarak 2011 (7) Tour De Singkarak 2013 (1) TV (7) Unik n Kreatif (286) Video (7) Widget (1)
Home » » Akibat Koruptor : Akankan Rupiah mengikuti jejak mata uang Zimbabwe?

Akibat Koruptor : Akankan Rupiah mengikuti jejak mata uang Zimbabwe?

Zimbabwe merupakan salah satu negara termiskin di dunia, sehingga mata uang di negara itu sangat kecil. Yah, pengaruh inflasi lah. Jadi nilai mata uang menurun. Kalo di Amerika dan negara2 maju, mereka pake satuan 1,5, 20, atau paling besar 100$, sedangkan di Indonesia, karena Rupiah cukup kecil nilainya, sampai ada angka 1000 rupiah, bahkan sampai 100.000 rupiah.

Bagaimana dengan Zimbabwe ?
Punya uang 100 milyar ternyata gak bikin kita jadi milyader  jika kita berada di zimbabwe yah karana Uang 20 miliar dollar Zimbabwe (setara dengan 1 dollar AS atau Rp 9.200) dan hanya bisa digunakan untuk membeli gula pasir 2 kilogram..!

Dan Akhirnya Pemerintah Zimbabwe mengeluarkan uang kertas baru dengan nominal 
100 miliar dollar Zimbabwe,


Kegagalan Redenominasi Zimbabwe

Pada tanggal 1 Agustus 2006 pemerintah Zimbabwe mendevaluasi uangnya 60 % dan pada saat yang sama melakukan redenominasi dengan menghilangkan tiga angka nol di belakang. Sebelumnya us$ 1 = zwd 101,000 menjadi us$ 1 = zwd 250.

Setelah langkah ini dilakukan ternyata tidak sesuai dengan dugaan karena harga-harga barang dan jasa tidak mau mengikutinya sehingga terjadi inflasi besar-besaran. Pada tahun 2007 pemerintah sampai harus membuat peraturan yang aneh yaitu menyatakan bahwa inflasi adalah melanggar hukum negeri itu, artinya tidak boleh ada pihak yang menaikkan harga.

Beberapa eksekutif perusahaan harus masuk bui gara-gara menaikkan harga produknya. Artinya harga barang dipaksa harus mengikuti nilai fiat money (nilai semu) bukan mengikuti nilai komoditi (nilai riil).

Langkah yang tidak biasa inipun tidak mempan juga, akhirnya terjadi lagi perubahan rate 11,900 % yaitu menjadi 1 US$ = ZWD 30,000 – ini angka resmi; angka tidak resminya ada di pasar gelap yaitu 1 US$ = ZWD 600,000.

Apakah dengan demikian uang kertas tersebut dapat diselamatkan? Tidak juga, per Juni 2008 Zimbabwe mengalami inflasi 9.030.000 %. Maka terjadilah redenominasi yang kedua dengan menghilangkan 6 angka di belakang (1.000.000 menjadi 1).

Redenominasi yang kedua sama saja malah memicu inflasi ribuan persen. Otoritas moneter Zimbabwe tidak melakukan pemotongan atas fisik uangnya, tapi dengan mengeluarkan pecahan dalam nilai baru yang sudah disesuaikan dengan nilai redenominasi.

Harga-harga barang dan jasa tidak mengikuti nilai redenominasi itu sehingga dimana program yang ingin dijalankannya itu sebenarnya adalah redenominasi, tapi kenyataan yang terjadi di lapangan menjadi sanering.

Satu pak kecil kopi produksi dalam negeri saat itu mencapai 1 miliar dolar Zimbabwe. Sepuluh tahun lalu, jumlah uang sebesar itu sudah dapat digunakan untuk membeli 60 mobil baru.

Sejumlah industri manufaktur saat itu beroperasi dengan kapasitas 30%. Hal itu karena semakin banyak karyawan yang tidak dapat pergi ke lokasi kerja karena lonjakan ongkos bus yang tinggi.

Pemotongan enam digit nominal mata uang tak diikuti dengan penyesuaian harga berdasarkan nominal baru. Jadi, harga barang dari 1.000.000 bukan menjadi 1, tetapi menjadi 1000. Ini yang memicu inflasi besar-besaran di Zimbabwe.

Banyak pihak juga akhirnya memilih menggunakan berbagai mata uang asing, akibatnya, hiperinflasi. Denominasi mata uang mengalami peningkatan, barisan angka nol pada mata uang semakin banyak. Tadinya ingin mengurangi angka nol malah tambah banyak.

Dolar Zimbabwe nyaris hilang nilainya baik dalam aktivitas komersil ataupun sebagai pendapatan. Saat itu, lebih banyak transaksi bisnis dilakukan dengan menggunakan dolar as, baik secara terbuka maupun tertutup. Ada juga orang yang mulai paham dengan menggunakan emas untuk membeli kebutuhan hidup sehari-hari sehingga tidak terkena dampak sanering.

Bulan Juli 2008, bank sentral Zimbabwe menerbitkan mata uang senilai 100 miliar dolar Zimbabwe setelah inflasi mencapai 2.000.000 %. Padahal, tiga bulan sebelumnya, baru dicetak mata uang 50 juta dolar Zimbabwe. Ketika itu, 100 miliar dolar Zimbabwe hanya bisa membeli tiga butir telur.

Kertas 500 juta dollar zimbabwe kalau dikonversi ke us dollar amerika cuma dihargai 2 dolar. Harga-harga melambung begitu cepat hanya dalam hitungan menit bahkan detik, tak heran jika karyawan toko-toko di zimbabwe begitu sibuk mengganti label harga jika terjadi perubahan harga.

Nilainya di pasar gelap hanya setimpal dengan 33 dolar us. Akhirnya pada Agustus 2008, dilakukan redenominasi yang ketiga kalinya yaitu pemangkasan 10 digit angka nol. Uang 10 miliar dolar menjadi 1 dolar.

Karena lonjakan inflasi semakin menggila, pada Januari 2009 bank sentral negeri Afrika itu kembali mencetak rekor dengan menerbitkan mata uang berdenominasi terbesar sepanjang sejarah manusia, 100 triliun dolar.

Februari 2009, bank sentral kembali melakukan redenominasi yang keempat kalinya dengan memangkas 12 digit angka nol. Mata uang 1 triliun dolar tinggal menjadi 1 dolar Zimbabwe. Pecahan mata uang terbesar hanya 500 dolar Zimbabwe.

Liat nih , ada satu lembar uang yang nilainya 500 juta!, dan tau gak ini seharga berapa rupiah ? 
Cuman seharga $2 Amerika, atau setara dengan 18.000 Rupiah ! 
Wah, cuman cukup buat beli Bakmie di Jakarta 500.000.000 !

Di sini semua miliarder, orang ini udah punya berapa miliar?


Mau beli makanan pinggir jalan aja butuh 10 juta ...


Beli sayur mayur butuh 5 juta..!

Beli telur tau butuh berapa gan ? 6 milliar....!


Beli ayam butuh berapa miliar ya ?


Kalo mau makan, tolong siapin lah duitnya biar kagak repot...


Abis makan, siapin duit buat bayar minuman..


Abis gajian, harus siapin lorry atau kereta barang buat ngangkut ke rumah nih

Gelandangan di sini udah jadi miliarder gan. Lihat aja nih.


Kalo gak mau repot di negara ini, tuker aja sama dollar. 
Money changernya udah gak ada yang mau ngitung kalo di Zimbabwe, karena mereka males, mereka pake timbangan buat ngukurnya, uang sebanyak itu cuman dapet 1 lembar dollar.

Kalo ngak nukerin ke dollar. 
Ya resiko mesti bawa duit sebanyak gini kalo misal mau ke minimarket, pasar, bayar angkot, dll.

Gimana  ? Kita harusnya bersyukur rupiah kita masih cukup kuat, jadi masih muat di dalam dompet, coba kalo Rupiah kita kayak di Zimbabwe ini...!

Wah mudah-mudahan indonesia gak seperti ini, punya uang milyaran tapi hanya cukup buat beli roti dan makan, berarti kalau 100.000.000.000 dolar zimbabwe sama dengan 1$ = Rp 9.200 (-dibulatkan aja deh jadi Rp.10.000 biar gampang ngitungnya - ) maka Rp.1.000 = 10.000.000 dolar zimbabwe, wah ternyata Rp.1.000 besar juga nilainya di zimbabwe (-tapi mahal tuh di ebay US$ 80 -).

Nah pesan buat para koruptor jangan makan uang rakyat walau pun Rp.1.000 tapi mana mau tau tuh para koruptor.

Siap-siap Saja Indonesia Akan Mengikuti Zimbabwe 
JIKA
Rakyatnya Masih Tetap Tidak Perduli Terhadap 
PARA KORUPTOR....!!!!

0 komentar: