Labels

100 Tokoh Dunia (97) Alam (28) Alien (9) Artikel (266) Binatang (18) Catatanku (17) Do"a (7) Download (6) FACEBOOK (8) Fakta (20) Film (23) Foto (91) GaMe (3) Handphone (6) Imsakiyah (17) Indonesiaku (3) Internet (11) Islam (174) Kata2 (5) Kenapa? (9) Kesehatan (24) Kisah (35) Kisah 25 Nabi (22) Komputer (12) Lelucon (33) Minangkabau (21) Misteri (73) Musik (9) Nusantara (1) Olah Raga (17) Pendidikan (2) Photoshop (86) Puisi (14) Renungan (37) Sejarah (109) Teknologi (13) Tips n Trik (16) Tokoh (165) Tour De Singkarak 2011 (7) Tour De Singkarak 2013 (1) TV (7) Unik n Kreatif (286) Video (7) Widget (1)

Biografi Hoegeng Imam Santoso


Hoegeng Imam Santoso
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
Masa jabatan
9 Mei 1968 – 2 Oktober 1971
Presiden Soeharto
Didahului oleh Soetjipto Joedodihardjo
Digantikan oleh M. Hasan
Sekretaris Kabinet Republik Indonesia ke-2
Masa jabatan
27 Maret 1966 – 25 Juli 1966
Presiden Soekarno
Didahului oleh Abdul Waha Surjoadiningrat
Digantikan oleh Moerdiono
Informasi pribadi
Lahir 14 Oktober 1921
Pekalongan
Meninggal 14 Juli 2004 (umur 82 tahun)
Istri Merry Roeslani
Agama Islam



Hoegeng Imam Santoso merupakan putra sulung dari pasangan Soekario Kario Hatmodjo dan Oemi Kalsoem. Beliau lahir pada 14 Oktober 1921 di Kota Pekalongan. Meskipun berasal dari keluarga Priyayi (ayahnya merupakan pegawai atau amtenaar Pemerintah Hindia Belanda), namun perilaku Hoegeng kecil sama sekali tidak menunjukkan kesombongan, bahkan ia banyak bergaul dengan anak-anak dari lingkungan biasa. Hoegeng sama sekali tidak pernah mempermasalahkan ningrat atau tidaknya seseorang dalam bergaul. Masa kecil Hoegeng diwarnai dengan kehidupan yang sederhana karena ayah Hoegeng tidak memiliki rumah dan tanah pribadi, karena itu ia seringkali berpindah-pindah rumah kontrakan.

Hoegeng kecil juga dididik dalam keluarga yang menekankan kedisiplinan dalam segala hal. Hoegeng mengenyam pendidikan dasarnya pada usia enam tahun pada tahun 1927 di Hollandsch Inlandsche School (HIS). Tamat dari HIS pada tahun 1934, ia memasuki Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), yaitu pendidikan menengah setingkat SMP di Pekalongan. Pada tahun 1937 setelah lulus MULO, ia melanjutkan pendidikan ke Algemeene Middlebare School (AMS) pendidikan setingkat SMA di Yogyakarta. Pada saat bersekolah di AMS, bakatnya dalam bidang bahasa sangatlah menonjol. Ia juga dikenal sebagai pribadi yang suka bicara dan bergaul dengan siapa saja tanpa sungkan-sungkan dengan tidak mempedulikan ras atau bangsa apa.

Kemudian pada tahun 1940, saat usianya menginjak 19 tahun, ia memilih melanjutkan kuliahnya di Recht Hoge School (RHS) di Batavia. Tahun 1950, Hoegeng mengikuti Kursus Orientasi di Provost Marshal General School pada Military Police School Port Gordon, George, Amerika Serikat. Dari situ, dia menjabat Kepala DPKN Kantor Polisi Jawa Timur di Surabaya (1952). Lalu menjadi Kepala Bagian Reserse Kriminil Kantor Polisi Sumatera Utara (1956) di Medan. Tahun 1959, mengikuti pendidikan Pendidikan Brimob dan menjadi seorang Staf Direktorat II Mabes Kepolisian Negara (1960), Kepala Jawatan Imigrasi (1960), Menteri luran Negara (1965), dan menjadi Menteri Sekretaris Kabinet Inti tahun 1966. Setelah Hoegeng pindah ke markas Kepolisian Negara kariernya terus menanjak. Di situ, dia menjabat Deputi Operasi Pangak (1966), dan Deputi Men/Pangak Urusan Operasi juga masih dalam 1966. Terakhir, pada 5 Mei 1968, Hoegeng diangkat menjadi Kepala Kepolisian Negara (tahun 1969, namanya kemudian berubah menjadi Kapolri), menggantikan Soetjipto Joedodihardjo.


Banyak hal terjadi selama kepemimpinan Kapolri Hoegeng Iman Santoso. Pertama, Hoegeng melakukan pembenahan beberapa bidang yang menyangkut Struktur Organisasi di tingkat Mabes Polri. Hasilnya, struktur yang baru lebih terkesan lebih dinamis dan komunikatif. Kedua, adalah soal perubahan nama pimpinan polisi dan markas besarnya. Berdasarkan Keppres No.52 Tahun 1969, sebutan Panglima Angkatan Kepolisian RI (Pangak) diubah menjadi Kepala Kepolisian RI (Kapolri). Dengan begitu, nama Markas Besar Angkatan Kepolisian pun berubah menjadi Markas Besar Kepolisian (Mabak).

Perubahan itu membawa sejumlah konsekuensi untuk beberapa instansi yang berada di Kapolri. Misalnya, sebutan Panglima Daerah Kepolisian (Pangdak) menjadi Kepala Daerah Kepolisian RI atau Kadapol. Demikian pula sebutan Seskoak menjadi Seskopol. Di bawah kepemimpinan Hoegeng peran serta Polri dalam peta organisasi Polisi Internasional, International Criminal Police Organization (ICPO), semakin aktif. Hal itu ditandai dengan dibukanya Sekretariat National Central Bureau (NCB) Interpol di Jakarta.

Selama ia menjabat sebagai kapolri ada dua kasus menggemparkan masyarakat. Pertama kasus Sum Kuning, yaitu pemerkosaan terhadap penjual telur, Sumarijem, yg diduga pelakunya anak-anak petinggi teras di Yogyakarta. Ironisnya, korban perkosaan malah dipenjara oleh polisi dengan tuduhan memberi keterangan palsu. Lalu merembet dianggap terlibat kegiatan ilegal PKI. Nuansa rekayasa semakin terang ketika persidangan digelar tertutup. Wartawan yg menulis kasus Sum harus berurusan dengan Dandim 096. Hoegeng bertindak. Kita tidak gentar menghadapi orangorang gede siapa pun. Kita hanya takut kepada Tuhan Yang Mahaesa. Jadi, walaupun keluarga sendiri, kalau salah tetap kita tindak. Geraklah the sooner the better, tegas Hoegeng di halaman 95.

Kasus lainnya yg menghebohkan adalah penyelundupan mobil-mobil mewah bernilai miliaran rupiah oleh Robby Tjah jadi. Berkat jaminan, pengusaha ini hanya beberapa jam mendekam di tahanan Komdak. Sungguh berkua sanya si penjamin sampai Ke jaksaan Jakarta Raya pun memetieskan kasus ini. Siapakah si penjamin itu? Tapi, Hoegeng tak gentar. Di kasus penyelundupan mobil mewah berikutnya, Robby tak berkutik. Pejabat yg terbukti menerima sogokan ditahan. Rumor yg santer, gara-gara membongkar kasus ini pula yg menyebabkan Hoegeng di pensiunkan, 2 Oktober 1971 dari jabatan kapolri. Kasus ini ternyata melibatkan sejumlah pejabat dan perwira tinggi ABRI (hlm 118). Bayangan banyak orang, memasuki masa pensiun orang pertama di kepolisian pasti menyenangkan. Tinggal menikmati rumah mewah berikut isinya, kendaraan siap pakai. Semua itu diperoleh dari sogokan para pengusaha.

Atas semua pengabdiannya kepada negara, Hoegeng Imam Santoso telah menerima sejumlah tanda jasa,
  • Bintang Gerilya
  • Bintang Dharma
  • Bintang Bhayangkara I
  • Bintang Kartika Eka Paksi I
  • Bintang Jalasena I
  • Bintang Swa Buana Paksa I
  • Satya Lencana Sapta Marga
  • Satya Lencana Perang Kemerdekaan (I dan II)
  • Satya Lencana Peringatan Kemerdekaan
  • Satya Lencana Prasetya Pancawarsa
  • Satya Lencana Dasa Warsa
  • Satya Lencana GOM I
  • Satya Lencana Yana Utama
  • Satya Lencana Penegak
  • Satya Lencana Ksatria Tamtama.
BACA JUGA : 

Kisah - Kisah Jenderal Hoegeng Polisi Jujur



Sulitnya cari Jenderal seperti Hoegeng di Polri

Korupsi dan suap sulit diberantas di lingkungan Polri. Gaya hidup mewah para jenderal serta kurangnya teladan seperti Jenderal Hoegeng, membuat institusi ini sulit berubah.

"Salah satu penyebab tidak berjalannya reformasi kultur sehingga tetap berlangsungnya korupsi di Polri adalah miskinnya teladan dari atasan dan jenderal. Gaya hidup para jenderal yang bergelimang kemewahan misalnya rumahnya di Pondok Indah, sekaligus miskin prestasi menjadi dorongan korupsi bawahan," ujar anggota Komisi III DPR Eva Sundari kepada merdeka.com, Jumat (3/8).

Eva menuding dugaan korupsi yang terjadi di Korps Lalu Lintas menjadi salah satu bukti. Dalam kasus pengadaan simulator pengemudi itu diduga ada setoran pada atasan dan dugaan korupsi berjamaah. Ini yang turut membuat rusak mental kepolisian.

"Adanya tradisi suap, upeti untuk atasan terutama untuk kepangkatan menjadikan adanya demoralisasi bawahan. Teladan yang ada di Polri bukan mengejar prestasi dan berlomba-lomba mengabdi tetapi untuk mengejar materi," kritik Eva.

Eva menegaskan untuk menghancurkan korupsi dan menghapus mental korup, perlu kepemimpinan yang kuat dan tegas. Pemimpin ini juga harus bisa memberikan teladan soal kesederhanaan, pengabdian dan tanggung jawab.

"Untuk memutus lingkaran setan tersebut, perlu kepemimpinan yang kuat sekaligus meneladani. Tidak ada transformasi organisasi tanpa komitmen politik yang kuat dari pucuk pimpinan yang disertai keteladanan dari pucuk pimpinan tersebut," kata politikus PDIP tersebut.


-----------------------------------------------------------



Cerita Hoegeng perintahkan istrinya tutup toko bunga Kamis

Jenderal Hoegeng Imam Santosa dikenal haram menerima uang suap atau sesuatu pemberian di luar gaji dan tunjangannya. Sebagai perwira, Hoegeng hidup pas-pasan. Untuk itulah istri Hoegeng, Merry Roeslani membuka toko bunga. Toko bunga itu cukup laris dan terus berkembang.

Tapi sehari sebelum Hoegeng akan dilantik menjadi Kepala Jawatan Imigrasi (kini jabatan ini disebut dirjen imigrasi) tahun 1960, Hoegeng meminta Merry menutup toko bunga tersebut. Tentu saja hal ini menjadi pertanyaan istrinya. Apa hubungannya dilantik menjadi kepala jawatan imigrasi dengan menutup toko bunga.

"Nanti semua orang yang berurusan dengan imigrasi akan memesan kembang pada toko kembang ibu, dan ini tidak adil untuk toko-toko kembang lainnya," jelas Hoegeng.

Istri Hoegeng yang selalu mendukung suaminya untuk hidup jujur dan bersih memahami maksud permintaan Hoegeng. Dia rela menutup toko bunga yang sudah maju dan besar itu.

"Bapak tak ingin orang-orang beli bunga di toko itu karena jabatan bapak," kata Merry.

Sejak awal kemerdekaan jawatan imigrasi dikenal sebagai sarang korupsi dan penyelundupan. Itulah alasan Presiden Soekarno mengkaryakan Hoegeng di posisi tersebut. Benar saja, Hoegeng tak memanfaatkan jabatannya untuk mengeruk kekayaan. Padahal imigrasi dikenal sebagai 'lahan basah' bagi para PNS untuk memperkaya diri.

Semasa dikaryakan sebagai kepala jawatan Imigrasi, Hoegeng masih tetap mengenakan seragam polisi. Dia hanya mau mengambil gajinya dari kepolisian. Gaji dan tunjangan sebagai kepala jawatan imigrasi tak disentuh.

Tahun 1965, Hoegeng berhenti menjabat kepala jawatan imigrasi. Dia diangkat menjadi menteri iuran negara (kini disebut bea dan cukai). Di sinilah Hoegeng membongkar kasus penyelundupan tekstil besar-besaran.

Tahun 1966, setelah bertugas di luar Polri selama enam tahun, Hoegeng kembali ke Korps Bhayangkara. Dia menjabat Wakapolri yang pada saat itu bernama Deputi Menteri/Panglima Angkatan Kepolisian. Tahun 1968, Hoegeng dilantik menjadi Kapolri. Lagi-lagi dia masih mempertahankan gaya sederhananya. Hoegeng menolak mobil dinas sedan mewah dan memilih jip.

Maka saat para jenderal polisi terjerat kasus dugaan korupsi, Hoegeng mungkin akan mengurut dada karena sedih.

------------------------------------------------------

Cerita Hoegeng dirayu pengusaha cantik

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap tangan pegawai pajak Sidoarjo Tommy Hendratno karena diduga hendak menerima suap Rp 200 juta. Praktik suap menyuap bukan hal baru di negeri ini.

Survei Soegeng Sarjadi Syndicate menempatkan DPR sebagai lembaga terkorup. Disusul kantor pajak dan kepolisian. Ketiga lembaga ini memang dikenal 'basah'. Suap menyuap kerap terjadi. Mulai dari uang, mobil, barang mewah, hingga wanita.

Kapolri Hoegeng Imam Santosa pun merasakan godaan tersebut. Dia pernah dirayu seorang pengusaha cantik keturunan Makassar-Tionghoa yang terlibat kasus penyelundupan. Wanita itu meminta Hoegeng agar kasus yang dihadapinya tak dilanjutkan ke pengadilan.

Seperti diketahui, Hoegeng sangat gencar memerangi penyelundupan. Dia tidak peduli siapa beking penyelundup tersebut, semua pasti disikatnya.

Wanita ini pun berusaha mengajak damai Hoegeng. Berbagai hadiah mewah dikirim ke alamat Hoegeng. Tentu saja Hoegeng menolak mentah-mentah. Hadiah ini langsung dikembalikan oleh Hoegeng. Tapi si wanita tak putus asa. Dia terus mendekati Hoegeng.

Yang membuat Hoegeng heran, malah koleganya di kepolisian dan kejaksaan yang memintanya untuk melepaskan wanita itu. Hoegeng menjadi heran, kenapa begitu banyak pejabat yang mau menolong pengusaha wanita tersebut. Belakangan Hoegeng mendapat kabar, wanita itu tidak segan-segan tidur dengan pejabat demi memuluskan aksi penyelundupannya.

Hoegeng pun hanya bisa mengelus dada prihatin menyaksikan tingkah polah koleganya yang terbuai uang dan rayuan wanita.

Sosiolog UIN Syarif Hidayatullah pernah menulis soal krisis kejujuran di negeri ini. Musni menyoroti kurangnya teladan dari para pemimpin untuk memberikan contoh bersikap jujur dan bersih. Diharapkan teladan seperti Hoegeng bisa membuat masyarakat berubah.

Menurut Musni, kejujuran di Indonesia walau sulit masih bisa ditegakkan. Tapi Butuh niat, kemauan, tekad dan contoh teladan dari para pemimpin. Kejujuran tidak akan pernah tegak di Indonesia jika tidak ada semua itu.

"Dengan adanya figur yang memberi contoh dan teladan, maka dalam waktu tidak terlalu lama, kejujuran dapat diwujudkan di muka bumi Indonesia," tulis Musni.


-----------------------------------------------------------




Kisah Hoegeng dan Sarwo Edhie berantas korupsi di Papua


Papua masih bergolak. Hampir setiap hari terjadi penembakan yang menewaskan warga sipil, polisi maupun prajurit TNI. Pagi ini, Terius Tabuni, seorang warga sipil, tewas ditembak orang tak dikenal.

Semalam Rabu (6/6) sekitar pukul 21.00 WIB, Arwan Kusdini, pegawai negeri sipil yang bertugas Komando Daerah militer XVII/Cenderawasih, tewas ditembak oleh orang tak dikenal. Selasa (5/6), tiga orang ditembak dalam sehari. Insiden itu terjadi di Jalan Sam Ratulangi, Jayapura, di depan kantor Dishub Provinsi Papua.

Masalah di Papua banyak dipicu ketimpangan ekonomi dan korupsi yang tidak berkesudahan. Pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Papua seperti jalan di tempat. Dana otonomi khusus yang besar tak mampu mengubah nasib Papua. Tahun ini, dana otsus Provinsi Papua sebesar Rp 3,83 triliun dan Papua Barat sebesar Rp 1,64 triliun. Dari tahun 2002 hingga 2010, jumlah dana yang digelontarkan pemerintah mencapai Rp 28,84 triliun.

Korupsi di Papua sudah terjadi sejak dulu. Awal tahun 1970an, Kapolri Jenderal Hoegeng Imam Santoso pernah membongkar satu di antaranya. Kasus ini awalnya tertutup. Hoegeng pun menemukannya secara iseng-iseng. Suatu malam, Hoegeng yang hobi main radio amatir, berbicara dengan pastor di Papua. pastor itu menginformasikan ada pemberontakan polisi putra daerah Papua akibat korupsi akut di Papua.

Setelah Papua bergabung dengan Indonesia tahun 1969, pemerintah Indonesia berusaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua dengan mengirimkan uang, sembako, bahan bangunan dan bantuan lain. Ternyata bantuan ini malah dikorupsi.

"Bahan bantuan ini dikorup oleh para pejabat yang bertugas membaginya. Sementara kebanyakan para pejabat yang korup itu, bukanlah putra Papua," demikian ditulis dalam buku 'Hoegeng-Oase menyejukkan di tengah perilaku koruptif para pemimpin bangsa-' terbitan Bentang.

Akibat korupsi ini, para polisi yang putra asli Papua marah dan memberontak di Ennaratoli. Kasus ini berujung panjang. Presiden Soeharto dan Pangdam Cendrawasih Mayjen Sarwo Edhie ikut turun menyelesaikan pemberontakan dan korupsi di Ennaratoli.

Hoegeng pun berangkat ke Papua. Dia melakukan koordinasi dengan Pangdam Cenderawasih, Gubernur Papua, Kapolda Papua, hingga tingkat Kapolres. Hoegeng mengusut tuntas kasus ini. Sarwo Edhie pun menyelesaikan pemberontakan para polisi dengan cara yang bijaksana, bukan dengan kekuatan militer.

Hoegeng dan Sarwo Edhie dikenal berani dan lurus. Di Papua keduanya pun sempat curhat. Kira-kira siapa yang lebih dulu dipensiunkan Soeharto. Soeharto menganggap Sarwo sebagai saingan karena kepopuleran mantan komandan Resimen Para Komando ANgkatan Darat (RPKAD) itu. Apalagi sengaja dihembuskan kabar jika Sarwo Edhie akan mendongkel Soeharto. Padahal sama sekali Sarwo Edhie tidak melakukan apa-apa.

Sementara Hoegeng tanpa pandang bulu berusaha mengungkap semua kasus pidana. Tak peduli siapa bekingnya, dan masa bodoh pelakunya anak pejabat. Seperti kasus pemerkosaan Sum Kuning dan penyelundupan mobil mewah yang diduga pelakunya dekat dengan lingkaran keluarga Cendana.

Keduanya menebak-nebak siapa yang akan lebih dulu dilengserkan dari jabatannya. Ternyata Hoegeng yang dipensiunkan lebih dulu dilengserkan tahun 1971 dan ditawari jabatan duta besar. Hoegeng menolak menjadi duta besar. Tahun 1975, giliran Sarwo Edhie yang dilengserkan sebagai perwira tinggi TNI. Sarwo diangkat menjadi duta besar di Korea Selatan.

----------------------------------------------------

Kapolri Hoegeng atur lalu lintas di perempatan


Teladan Jenderal Hoegeng bukan hanya soal kejujuran dan antikorupsi. Hoegeng juga sangat peduli pada masyarakat dan anak buahnya. Saat sudah menjadi Kapolri dengan pangkat jenderal berbintang empat, Hoegeng masih turun tangan mengatur lalu lintas di perempatan.

Hoegeng berpendapat seorang polisi adalah pelayan masyarakat. Dari mulai pangkat terendah sampai tertinggi, tugasnya adalah mengayomi masyarakat. Dalam posisi sosial demikian, maka seorang agen polisi sama saja dengan seorang jenderal.

"Karena prinsip itulah, Hoegeng tidak pernah merasa malu, turun tangan sendiri mengambil alih tugas teknis seorang anggota polisi yang kebetulan sedang tidak ada atau tidak di tempat. Jika terjadi kemacetan di sebuah perempatan yang sibuk, dengan baju dinas Kapolri, Hoegeng akan menjalankan tugas seorang polantas di jalan raya. Itu dilakukan Hoegeng dengan ikhlas seraya memberi contoh kepada anggota polisi yang lain tentang motivasi dan kecintaan pada profesi."

Demikian ditulis dalam buku 'Hoegeng-Oase menyejukkan di tengah perilaku koruptif para pemimpin bangsa-' terbitan Bentang.

Hoegeng selalu tiba di Mabes Polri sebelum pukul 07.00 WIB. Sebelum sampai di kantor, dia memilih rute yang berbeda dan berputar dahulu dari rumahnya di Menteng, Jakarta Pusat. Maksudnya untuk memantau situasi lalu lintas dan kesiapsiagaan aparat kepolisian di jalan.

Saat suasana ramai, seperti malam tahun baru, Natal atau Lebaran, Hoegeng juga selalu terjun langsung mengecek kesiapan aparat di lapangan. Dia memastikan kehadiran para petugas polisi adalah untuk memberi rasa aman, bukan menimbulkan rasa takut. Polisi jangan sampai jadi momok untuk masyarakat.

"Hanya penjahat saya yang boleh takut pada polisi," tegas Hoegeng soal fungsi pengayoman polisi.

Hoegeng juga tidak menempatkan pos jaga di depan rumahnya. Dia ingin tidak ada jarak antara dirinya dan masyarakat. Rumah itulah yang selalu jadi 'Mabes Polri 24 Jam'. Artinya Hoegeng siap melaksanakan tugas selama 24 jam. Di rumah itu pula Hoegeng memiliki stasiun radio amatir. Setiap malam dia menghubungi para Kapolda untuk menanyakan berbagai kasus.

Sayang akhirnya Hoegeng dipensiunkan sebagai Kapolri oleh Presiden Soeharto. Keberaniannya dianggap mengganggu kepentingan keluarga Cendana dan kroni mereka. Hoegeng menjabat 9 Mei 1968 hingga 2 Oktober 1971, hanya sebentar. Tapi teladan Hoegeng dikenang sepanjang masa.

 --------------------------------------------------------


Kisah lucu Jenderal Hoegeng paksa bandar judi Hoegeng ganti nama


Cerita kejujuran dan kiprah mantan Kapolri Hoegeng Iman Santosa seolah tiada habisnya. Cerita ini menarik di kala kepolisian banyak diserang tudingan korupsi, seperti pada kasus simulator SIM. Ada kejadian lucu mengenai nama Hoegeng terkait perjudian.

Suatu kali, mantan Kapolri Widodo Budidarmo (menjabat 1974-1978) sedang mengikuti upacara peringatan hari Proklamasi kemerdekaan RI, 17 Agustus di Medan. Ketika itu, tahun 1967, Widodo adalah Panglima Daerah Kepolisian II Sumatera Utara. Widodo ikut upacara bersama gubernur dan anggota Muspida Sumut lainnya. Tiba-tiba seorang polisi tergesa-gesa mendatangi Widodo.

"Pak Hoegeng ingin bicara SSB (short side band) dengan bapak, sangat penting," ujar polisi itu. Hoegeng saat itu sudah menjadi Kapolri.

Widodo pun tersentak. Jika Kapolri menelepon, pasti ada sesuatu yang penting akan disampaikan. Setelah minta izin kepada gubernur dan anggota Muspida lainnya, dengan tergesa-gesa Widodo segera meluncur ke kantor Polda Sumatra Utara. Ia tinggalkan upacara 17 agustus yang belum selesai."Ada perintah apa pak Hoegeng?" tanya Widodo di depan pesawat SSB.

Di ujung sana terdengar suara khas Hoegeng secara tenor. "Begini mas Widodo, di Medan ada bandar judi memakai nama saya untuk beking. Tolong dicari siapa orang itu dan dilaporkan kembali pada saya, tidak lebih dari jam 12.00 siang ini," perintah Hoegeng. "Siap pak, akan saya kerjakan," kata Widodo dikutip dari Semua karena kuasa dan kasih-Nya: biografi Widodo Budidarmo karangan Baskara Trisila dan Hari Nugroho.

Menurut Widodo, Hoegeng paling keras dan tidak kenal kompromi dengan perjudian. Siapa pun tahu jendral yang mempunyai hobi menyanyi lagu berirama Hawaian ini bersih dan tak pandang bulu menangkap siapa pun yang melakukan perjudian. Jika sekarang namanya dipakai sebagai beking judi di Medan, Widodo paham bagaiman geramnya Hoegeng.

Widodo segera memanggil asisten intel Kolonel Polisi Bismo Soejitno untuk mengusut hal ini. "Cari siapa yang memakai nama pak Hoegeng," perintah Widodo.

Asisten intel seperti biasa bertindak cepat. Kurang dari satu setengah jam kemudian Bismo datang melapor. "Ada pak, orang namanya Yasper Hoegeng. Nama aslinya Yap Hao Ging, tapi namanya diubah menjadi Yasper Hoegeng lewat keputusan pengadilan," kata Bismo. Yasper Hoegeng rupanya bukan bandar judi melainkan penjual lotere.

Widodo segera melaporkan hasil temuannya itu kepada Hoegeng. Juga tentang nama Yasper Hoegeng yang sudah diputuskan melalui prosedur hukum. Tapi jawaban Hoegeng singkat saja. "Mas Widodo, saya tidak peduli apakah perubahan namanya diputuskan pengadilan atau tidak, suruh dia ubah namanya," tegas Hoegeng.

Ini sebuah tugas yang tidak mudah. Widodo kemudian memerintahkan Bismo untuk mendatangi Yasper dan memintanya tidak memakai nama "Hoegeng" lagi. kemudian tidak sampai satu jam Bismo kembali. "Berhasil Pak, dia mau mengubah namanya. Sekarang tidak ada lagi kata Hoegeng di namanya," kata Bismo.

Widodo langsung melapor lagi kepada Hoegeng yang kemudian lega mendengar hasil kerja Widodo. Selesailah sudah urusan "Hoegeng" sebagai beking judi itu. [tts]


----------------------------------------------------------

Jenderal Hoegeng: Jangan sampai polisi bisa dibeli


Semasa menjabat, Kapolri Jenderal Hoegeng pernah berpesan agar polisi tidak menerima suap. Polisi harus mengayomi masyarakat. Jangan sampai polisi bisa dibeli hingga akhirnya menjadi polisi bayaran.

Hal itu dituturkan mantan Kapolri Jenderal Polisi Widodo Buddarmo dalam Buku 'Hoegeng-Oase menyejukkan di tengah perilaku koruptif para pemimpin bangsa-' terbitan Bentang.

"Mas Widodo jangan sampai kendor memberantas perjudian dan penyelundupan karena mereka ini orang-orang yang berbahaya. Suka menyuap. Jangan sampai polisi bisa dibeli," tutur Widodo menirukan pesan Hoegeng semasa itu.

Widodo tahu Hoegeng tidak asal memberikan perintah. Hoegeng telah membuktikan dirinya memang tidak bisa dibeli. Sejak menjadi perwira polisi di Medan, Hoegeng terkenal karena keberanian dan kejujurannya. Dia tak sudi menerima suap sepeser pun. Barang-barang hadiah pemberian penjudi dilemparkannya keluar rumah.

"Kata-kata mutiara yang masih saya ingat dari Pak Hoegeng adalah baik menjadi orang penting, tapi lebih penting menjadi orang baik," kenang Widodo.

Widodo bahkan menyamakan mantan atasannya dengan Elliot Ness, penegak hukum legendaris yang memerangi gembong mafia Al Capone di Chicago, Amerika Serikat. Saat itu, mafia menyuap hampir seluruh polisi, jaksa dan hakim di Chicago. Karena itu mereka bebas menjalankan aksi-aksi kriminal.

Tapi saat itu Elliot Ness dan kelompoknya yang dikenal sebagai The Untouchables atau mereka yang tak tersentuh suap, berhasil mengobrak-abrik kelompok gengster itu.

"Pak Hoegeng itu tak kenal kompromi dan selalu bekerja keras memberantas kejahatan," jelas Widodo.

Sayangnya Hoegeng belum menang seperti Eliot Ness di Chicago. Sayangnya saat itu Jenderal Hoegeng dilengserkan Soeharto karena dianggap mengusik bisnis keluarga Cendana. Polisi jujur ini dicopot tiba-tiba sebelum berhasil membabat habis para koruptor dan mafia di Indonesia. Rumornya karena Hoegeng berani mengusik keluarga Cendana.

Hoegeng menjabat 9 Mei 1968 hingga 2 Oktober 1971, hanya sebentar. Tapi teladan Hoegeng dikenang sepanjang masa.

BACA JUGA : 

Kejujuran seorang Jenderal Polisi Hoegeng


Kisah kejujuran Polisi Hoegeng yang harus di teladani para pejabat negeri ini.

Di Indonesia ini hanya ada tiga polisi jujur, yakni polisi tidur, patung polisi, dan Hoegeng. Begitulah setidaknya menurut Abdurahman Wahid alias Gus Dur. Anekdot mantan presiden RI ini sekaligus sindiran karena cuma Hoegeng satu-satunya polisi jujur. Tapi, sebenarnya tahukah Anda, siapa Hoegeng?

Hoegeng yang bernama lengkap Hoegeng Iman Santoso adalah Kapolri di tahun 1968-1971. Ia juga pernah menjadi Kepala Imigrasi (1960), dan juga pernah menjabat sebagai menteri di jajaran kabinet era Soekarno.

Kedisiplinan dan kejujuran selalu menjadi simbol Hoegeng dalam menjalankan tugasnya di manapun.

Misalnya, ia pernah menolak hadiah rumah dan berbagai isinya saat menjalankan tugas sebagai Kepala Direktorat Reskrim Polda Sumatera Utara tahun 1956. Ketika itu, Hoegeng dan keluarganya lebih memilih tinggal di hotel dan hanya mau pindah ke rumah dinas, jika isinya hanya benar-benar barang inventaris kantor saja. Semua barang-barang luks pemberian itu akhirnya ditaruh Hoegeng dan anak buahnya di pinggir jalan saja. “ Kami tak tahu dari siapa barang-barang itu, karena kami baru datang dan belum mengenal siapapun,” kata Merry Roeslani, istri Hoegeng.

Polisi Kelahiran Pekalongan tahun 1921 ini, sangat gigih dalam menjalankan tugas. Ia bahkan kadang menyamar dalam beberapa penyelidikan. Kasus-kasus besar yang pernah ia tangani antara lain, kasus pemerkosaan Sum tukang jamu gendong atau dikenal dengan kasus Sum Kuning, yang melibatkan anak pejabat. Ia juga pernah membongkar kasus penyelundupan mobil yang dilakukan Robby Tjahjadi, yang notabene dekat dengan keluarga Cendana.

Kasus inilah yang kemudian santer diduga sebagai penyebab pencopotan Hoegeng oleh Soeharto. Hoegeng dipensiunkan oleh Presiden Soeharto pada usia 49 tahun, di saat ia sedang melakukan pembersihan di jajaran kepolisian. Kabar pencopotan itu diterima Hoegeng secara mendadak. Kemudian Hoegeng ditawarkan Soeharto untuk menjadi duta besar di sebuah Negara di Eropa, namun ia menolak. Alasannya karena ia seorang polisi dan bukan politisi.

“Begitu dipensiunkan, Bapak kemudian mengabarkan pada ibunya. Dan ibunya hanya berpesan, selesaikan tugas dengan kejujuran. Karena kita masih bisa makan nasi dengan garam,” ujar Roelani. “Dan kata-kata itulah yang menguatkan saya,” tambahnya.

Hoegeng memang seorang yang sederhana, ia mengajarkan pada istri dan anak-anaknya arti disiplin dan kejujuran. Semua keluarga dilarang untuk menggunakan berbagai fasilitas sebagai anak seorang Kapolri. “Bahkan anak-anak tak berani untuk meminta sebuah sepeda pun,” kata Merry.

Aditya, Reni, dan Ayu, putra Hoegeng yang hadir di studio, menceritakan pengalaman berharga mereka ketika menjadi seorang anak pejabat. Misalnya, Adytia bercerita, ketika sebuah perusahaan motor merek Lambretta mengirimkan dua buah motor, sang ayah segera meminta ajudannya untuk mengembalikan barang pemberian itu. “Padahal saya yang waktu itu masih muda sangat menginginkannya,” kenang Didit.

Reni memiliki cerita lain, yakni sering sekali terlambat sekolah karena jika terjadi kemacetan di pagi hari, sang ayah sering turun ke jalan mengatur lalu lintas terlebih dahulu. Masih banyak kisah-kisah yang sarat makna di ceritakan oleh istri, putra putri Hoegeng, serta sejumlah temannya di tayangan ini. Kisah ketegasan dan kesederhanaan Hoegeng sebagai seorang pengabdi masyarakat.

Saking jujurnya, Hoegeng baru memiliki rumah saat memasuki masa pensiun. Atas kebaikan Kapolri penggantinya, rumah dinas di kawasan Menteng Jakarta pusat pun menjadi milik keluarga Hoegeng. Tentu saja, mereka mengisi rumah itu, setelah seluruh perabot inventaris kantor ia kembalikan semuanya.

Memasuki masa pensiun Hoegeng menghabiskan waktu dengan menekuni hobinya sejak remaja, yakni bermain musik Hawaiian dan melukis. Lukisan itu lah yang kemudian menjadi sumber Hoegeng untuk membiayai keluarga. Karena harus anda ketahui, pensiunan Hoegeng hingga tahun 2001 hanya sebesar Rp.10.000 saja, itu pun hanya diterima sebesar Rp.7500!

Kepada Kick Andy, Aditya menunjukkan sebuah SK tentang perubahan gaji ayahnya pada tahun 2001, yang menyatakan perubahan gaji pensiunan seorang Jendral Hoegeng dari Rp. 10.000 menjadi Rp.1.170.000. Setelah memasuki masa pensiun, Hoegeng sempat mengisi acara di Radio Elshinta, namun tak lama acaranya ditutup karena dianggap terlalu pedas.

Hoegeng kemudian membesarkan kembali musik Hawaiian yang terkenal dengan nama “Hawaiian Senior” dan mengisi acara di TVRI selama 10 tahun. Acara itupun kemudian “dibredel” oleh pemerintah dengan alasan tidak mencerminkan budaya nasional Indonesia. Hoegeng yang kemudian bergabung dengan kelompok petisi 50, tampaknya memang memiliki banyak ganjalan dalam berkiprah di negeri ini.

Musik Hawaiin memiliki makna tersendiri untuk Merry sang istri. Karena mereka sering bermain musik hawaiin bersama-sama. Hoegeng sendiri pernah ke Pulau Hawaii dalam rangka tugas, tapi sang istri yang sangat-sangat ingin pergi ke pulau itu tak pernah diajaknya. “Kami sudah sepakati bahwa saat Bapak tugas, saya sebagai istri tak perlu ikut,” ujar Merry yang mengaku memiliki sahabat di Pulau milik Amerika itu.

Merry memang sosok istri yang tulus. Bahkan mantan ketua YLKI yang juga peneliti bidang kepolisian, Zumrotin yang hadir di studio, memuji ketulusan sosok Merry yang berbeda dengan kebanyakan istri pejabat, terutama di masa kini.

BACA JUGA : 

Rahasia dibalik nama Muhammmad

Rahasia di sebalik nama Muhammad, di mana banyak makna yang tersirat dalam kebesaran nama yang sederhana itu. entah apakah ini merupakan salah satu mukjizat atau sekadar kebetulan saja, bahawa ada fakta menarik di abjad / huruf-huruf yang tersusun dari nama itu:

1. Kata Muhammad , jika kita gabungkan dalam bentuk normal mim ha mim dal, maka akan menjadi sebuah sekesta seorang manusia. sudah maklum adanya bahawa sebaik-baik makhluk / ciptaan yang pernah dicipta oleh Tuhan di alam semesta ini adalah manusia dengan kelebihan aqal mereka, sementara makhluk hanyalah hayawan dan planet-planet yang penuh rahsia.

Manusia Sempurna:


2. kata Ahmad , jika kita cermati satu-persatu hurufnya maksud huruf-huruf itu akan mennggambarkan sosok orang yang sedang melakukan solat, tahukah kita bahawa solat merupakan sebaik-baik doa dan ibadah yang pernah diperintahkanNya.

Ahmad Terpisah:


3. Kata Muhammad jika digabungkan huruf-hurufnya maka akan berbentuk layaknya manusia yang sedang sujud dalam solat. dalam ritual solat Sujud merupakan inti dari semua rukun-rukunnya, kerana pada saat sujud manusia menundukkan 8 bahagian tubuhnya di bumi bukti kepasrahan total kepada sang pencipta. hmmm betapa rahsia Tuhan sangat menggetarkan hati, saya yakin masih banyak tersirat rahsia-rahaisa lain di sebalik sosok, nama dan semua yang berkaitan dengan sang kekasih sejati ' Habibullah: Muhammad '.



Lukisan Van Gogh Jika Dilihat Orang Buta Warna



Seorang ahli dalam ilmu warna telah menemukan ide menarik tentang warna dalam lukisan van Gogh. Kabar yang telah lama beredar menyatakan bahwa Van Gogh mengalami buta warna, dan hal ini menjelaskan mengapa dia memberi warna dalam lukisannya warna-warna yang berani dan bersemangat dan terkadang aneh.

Kazunori Asad, menyatakan, dirinya telah melihat karya Van Gogh dalam ruangan yang diterangi untuk memberikan kesan warna seperti buta warna, ia menemukan potongan-potongan seni berubah menjadi potongan-potongan yang lebih baik dari seni.

Dia kini telah mengubah karya Van Gogh melalui lensa buta warna dan membuat orang bermata normal dapat melihat lukisan Van Gogh dalam kacamata orang buta warna.


Begini kehidupan Terlihat dengan buta warna


Normal


Buta Warna



Normal



Buta Warna



Normal



Buta Warna



Normal



Buta Warna








Normal



Buta Warna



Normal



Buta Warna



Normal                                                             Buta Warna



Normal



Buta Warna

Bolivia’s “Road of Death” Jalan Paling Berbahaya di Dunia

 
Nama jalan yang berada di Bolivia adalah North Yungas Road, jalan ini adalah jalan yang paling mengerikan di dunia. Kira-kira setiap dua minggu sekali akan terjadi satu kecelakaan fatal di jalan tersebut dan setiap tahun sekitar 200-300 orang meninggal di jalan yang panjang nya sekitar 80 km tersebut. Di tahun 1995, Inter-American Development Bank menamakan rute ini sebagai jalan yang paling berbahaya di dunia.












Jalan ini merupakan jalan satu-satu nya menuju sebuah kota yang terletak di atas jalan tersebut Selain jalan nya yang dipinggir jurang dan tanpa pembatas, jalan yang licin, kabut yang menutupi jalan juga membuat banyaknya mobil-mobil yang jatuh kedalam jurang.

8 Jalan Paling Indah dan Menakjubkan di Dunia


8. The Overseas Highway - Florida Keys





7. Red Rock Scenic Road – USA






6. Iroha-zaka – Japan





5. Atlantic Road – Norway



4. Oberalp Pass – Switzerland





2. Trollstigen – Norway



1. Guoliang Tunnel Road – China