Labels

100 Tokoh Dunia (97) Alam (28) Alien (9) Artikel (266) Binatang (18) Catatanku (17) Do"a (7) Download (6) FACEBOOK (8) Fakta (20) Film (23) Foto (91) GaMe (3) Handphone (6) Imsakiyah (17) Indonesiaku (3) Internet (11) Islam (174) Kata2 (5) Kenapa? (9) Kesehatan (24) Kisah (35) Kisah 25 Nabi (22) Komputer (12) Lelucon (33) Minangkabau (21) Misteri (73) Musik (9) Nusantara (1) Olah Raga (17) Pendidikan (2) Photoshop (86) Puisi (14) Renungan (37) Sejarah (109) Teknologi (13) Tips n Trik (16) Tokoh (165) Tour De Singkarak 2011 (7) Tour De Singkarak 2013 (1) TV (7) Unik n Kreatif (286) Video (7) Widget (1)

" Indonesia Banget " Lima Sastrawan Belanda Ini

Sastrawan Belanda yang memiliki keterkaitan dengan Indonesia. Ada yang sekedar menetap di Indonesia, adapula yang memang memiliki darah Indonesia. Berikut 5 Sastrawan Belanda yang Identik dengan Indonesia:

1. Eduard Douwes Dekker
Eduard Douwes Dekker (lahir di Amsterdam, Belanda, 2 Maret 1820 – meninggal di Ingelheim am Rhein, Jerman, 19 Februari 1887 pada umur 66 tahun), atau yang dikenal pula dengan nama pena Multatuli (dari bahasa Latin multa tuli “aku telah bertahan”) , adalah penulis Belanda yang terkenal dengan Max Havelaar (1860), novel satirisnya yang berisi kritik atas perlakuan buruk para penjajah terhadap orang-orang pribumi di Hindia-Belanda.

Eduard memiliki saudara bernama Jan yang adalah kakek dari tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia, Ernest Douwes Dekker yang dikenal pula dengan nama Danudirja Setiabudi.

2. Eddy du Perron
Charles Edgar (Eddy) du Perron (lahir di Meester Cornelis, 2 November 1899 – meninggal di Bergen, 14 Mei 1940 pada umur 40 tahun) adalah sastrawan dan penulis esei Hindia-Belanda. Ia adalah kawan dari Ernest Douwes Dekker, tokoh pergerakan nasional Indonesia.
Karyanya yang terkenal adalah Het land van herkomst (1935 – Tanah Asal-usul) yang juga merupakan autobiografinya.
Eddy du Perron dilahirkan di Meester Cornelis (Jatinegara) dan adalah keturunan dari seorang Huguenot bernama Jean Roch du Perron yang pada abad ke-18 bermigrasi ke Nusantara sebagai pegawai VOC.
Darah Prancisnya ini pula yang selalu membuat dirinya “berbeda” dari kebanyakan orang Eropa-Indonesia di Hindia-Belanda. Garis politiknya amat simpatik kepada kegiatan nasionalisme Indonesia. Ia berteman dengan Sutan Syahrir dan kerap menyerang penulis yang anti-nasional di majalah Kritiek en Opbouw.


E. du Perron
Karya-karyanya yang lain adalah Multatuli, De man van Lebak (1937), Multatuli, tweede pledoi (1938), Van Kraspoekoel to Saidjah, serta sebuah bunga rampai karya sastra dari masa VOC, De muze van Jan Companie (1939).
Du Perron juga yang membantu Ernest Douwes Dekker menerbitkan buku cerita untuk anak-anak yang ditulisnya. Ia dikenal dekat dengan sastrawan Poedjangga Baroe, Suwarsih Djojopuspito. Pada 12 Agustus 1939 Eddy du Perron dan keluarganya bermigrasi ke Belanda, tempat yang menurutnya dirasakan selalu asing, sebagaimana pengakuannya kepada Syahrir. Eddie du Perron wafat di Belanda pada tahun 1940, beberapa hari setelah Jerman menyerang Belanda, karena serangan jantung.

3. Rob Nieuwenhuys
Rob Nieuwenhuys (lahir di Semarang, 30 Juni 1908 – meninggal di Amsterdam, 8 November 1999 pada umur 91 tahun) adalah seorang penulis berkebangsaan Belanda. Ayahnya adalah orang Belanda totok dan ibunya adalah Indo. Masa mudanya dihabiskan di Batavia (sekarang Jakarta), di mana ayahnya adalah manajer Hotel Des Indes (sekarang sudah tidak ada, tapi di atas reruntuhannya dibangun komplek pertokoan Duta Merlin).
Nieuwenhuys menempuh pendidikan sekolah lanjuta di Surabaya lalu belajar hukum dan sastra di Belanda.
Sekembalinya di Hindia-Belanda, ia menjadi guru di sejumlah kota di Jawa.
Selama pendudukan Jepang, ia menjadi tahanan perang. Pada bulan Desember 1945, ia kembali ke Belanda. 19 bulan kemudian, ia kembali ke Indonesia. Ia mengajar sastra di Universitas Indonesia. Pada bulan Juli 1952, ia kembali ke Belanda. Pada tahun 1957, ia menjadi salah satu pelopor gerakan sastra Tirade.
Antara tahun 1963-1973, ia menjadi kepala Divisi Dokumentasi Sejarah Indonesia di KITLV.
Minat utamanya adalah karya-karya sastra dan non-sastra yang terbit di Indonesia sebelum tahun 1900.
Ia pernah menyoroti karya-karya ahli bahasa seperti Van Eysinga (1796-1856), asisten residen Lebak Eduard Douwes Dekker (1820-1887), budayawan Batak dan Bali Herman Neubronner van der Tuuk (1824-1894), wartawan dan sastrawan roman Paulus Adrianus Daum (1850-1898) dan Georg Eberhard Rumphius (1627-1702).

4. Olaf Douwes Dekker
Olaf Douwes Dekker (lahir di Bandung, Jawa Barat, 23 Juli 1941; umur 70 tahun) adalah penyair dan wartawan Belanda. Kakek moyangnya yang ke-4, Jan, adalah saudara dari penulis Eduard Douwes Dekker, terkenal sebagai Multatuli. Wartawan, penulis, dan aktivis politik Ernest Douwes Dekker adalah saudara kakeknya. Douwes Dekker menjalani tahun-tahun pertama kehidupannya di kamp konsentrasi Jepang di Jawa. Setelah Perang Dunia II, ia tinggal bersama keluarganya di Surabaya, dan pada tahun 1947 kembali ke Belanda. Setelah lama bekerja di perusahaan film, teater, dan musik, hingga tahun 2006 ia aktif dalam kehidupan politik di Breda. Kemudian, pada tahun 1994 ia memutuskan menulis dan menerbitkan karya. Pada tahun tersebut pula puisi-puisinya diterbitkan dalam 4 bundel, majalah sastra dan antologi. Pada bulan Januari 2005, ia diusulkan sebagai penyair kota Breda selama 3 tahun. Di samping itu, ia terutama menulis puisi bebas berbentuk soneta dan puisi terkonsentrasi bergaya oriental.

5. Marion Bloem
Marion Bloem (lahir di Arnhem, 24 Agustus 1952; umur 58 tahun) adalah seorang penulis buku dan sutradara Belanda. Kedua orang tuanya berasal dari Indonesia dan mereka adalah orang Indo yang berhijrah ke Belanda pada tahun 1950. Ia sekolah HBS di Amersfoort. Lalu pada tahun 1971 ia berkuliah psikologi di Universitas Utrecht, di mana ia lulus pada tahun 1976. Semenjak tahun 1971 ia hidup bersama tanpa menikah dengan Ivan Wolffers, seorang penulis juga dan mereka dikaruniai satu putra. 


3 · ·

Pencuri dan Koruptor

 
Pencuri seekor kambing seharga Rp.600.000 (enam ratus ribu rupiah) dengan sengaja tanpa ada unsur keterpaksaan sudah bisa dipotong tangan, sesuai dengan nishab Madzhab Syafi'i berdasarkan kurs dinar saat ini. Lalu bagaimana dengan koruptor ratusan juta bahkan milyaran hingga trilyunan rupiah ?!


Kebanyakan pencuri berasal dari kalangan orang miskin tak mampu, sedang kebanyakan koruptor berasal dari kalangan orang kaya yang mampu. Kebanyakan pencuri berasal dari kalangan wong cilik yang serba kekurangan, sedang kebanyakan koruptor berasal dari kalangan pegawai negeri mau pun swasta yang berkecukupan. Kebanyakan pencuri berasal dari kalangan rakyat jelata, sedang kebanyakan koruptor berasal dari kalangan pejabat berkuasa.

Kebanyakan pencurian bersifat individual, artinya para pelaku terbatas kepada pribadi orang per orang atau kelompoknya masing-masing, sedang kebanyakan korupsi bersifat struktural yaitu melibatkan kalangan atas hingga ke bawah secara hirarki kepemimpinan, bahkan melebar kesamping sesuai sayap kemitraan. Kebanyakan pencurian hanya berdampak mikro kepada korbannya saja, sedang kebanyakan korupsi berdampak makro yang merugikan berbagai pihak. Kebanyakan pencurian hanya memiliki efek domino yang pendek dan sempit, sedang kebanyakan korupsi memiliki efek domino yang panjang dan meluas.


Dengan demikian, tidak diragukan bahwasanya korupsi lebih jahat dan lebih berbahaya dari pada pencurian, apalagi korupsi yang mencapai ratusan juta hingga milyaran bahkan trilyunan rupiah. Karenanya, koruptor harus dikenakan sanksi hukum yang berat, sekurangnya sama dengan hukum pencuri yaitu potong tangan, dan bagi tindak pidana korupsi besar dan sangat membahayakan harus dihukum mati.


Namun ironisnya, dengan dalih penegakan hukum, nenek tua tak berdaya yang mengambil dua butir buah coklat dan petani miskin yang mengambil sebuah semangka, harus menghadapi proses hukum yang berliku dengan tuduhan sebagai "pencuri". Sementara ada koruptor yang dengan bebas tak terjerat hukum. Ada pun koruptor yang ditahan, ada yang bisa buat istana dalam penjara dan ada pula yang bisa jalan-jalan ke Bali menonton tenis. Parahnya, koruptor mendapat remisi masa tahanan, sehingga lahir anekdot : Di Arab koruptor dipotong tangan. Di China koruptor dipotong kepala. Di Indonesia koruptor dipotong masa tahanan. Fantastisnya, ada koruptor "Kakap" dikejar hingga ke Kolumbia, melintasi empat benua : Asia, Eropa, Afrika dan Amerika, namun menjijikkannya banyak koruptor lain setingkat "Hiu" dan "Paus" lari ke negeri jiran tidak ditangkap. Kenapa ???

Korupsi di Indonesia ibarat penyakit "koreng" di sekujur tubuh akibat darah yang kotor, sehingga kalau pun koreng tersebut diobati satu per satu sedang darah kotornya tetap dibiarkan, maka "satu koreng sembuh, seribu koreng tumbuh". Karenanya, disamping setiap koreng diobati, maka darah kotornya pun harus diganti dengan darah bersih, sehingga terwujud penyembuhan menyeluruh. Artinya, pemberantasan korupsi di Indonesia harus dimulai dengan pembersihan dan pembenahan sistemnya.


Dalam sistem demokrasi Indonesia, suara rakyat dan suara partai serta suara anggota dewan bisa diperjual-belikan. Undang-Undang jadi pesanan. Peraturan jadi objekan. Siapa punya uang jadi pemenang. Tradisi rakyat pun berubah dari "membela yang benar" menjadi "membela yang bayar". Dari mulai pencalonan kepala kampung hingga kepala daerah bahkan sampai kepala negara, semuanya uang yang berperan. Partai dan kelompok pendukung beramai-ramai menikmati "sogokan" dengan istilah "gizi", "tali penyambung", "modal juang", "ongkos sosialisasi", "biaya akomodasi" dan ada juga yang menyebutnya sebagai "pampasan perang". Belum lagi MoU bagi-bagi "kue kekuasaan" antar partai pendukung, yang di kemudian hari pos-pos kekuasaan yang didapatkannya menjadi "Kas Khusus" untuk membesarkan partainya masing-masing.


Para konglomerat pun tidak mau ketinggalan berlomba menanam saham dalam pencalonan dan pemilihan tersebut, dengan "ikatan janji" mendapatkan aneka proyek bisnis dengan omset milyaran setelah kemenangan. Berbagai keserakahan mengelilingi perebutan kekuasaan, dan berbagai kerakusan siap menerkam rakyat saat pesta kemenangan. Hari kemenangan berarti hari hitung-hitungan biaya pemasukan dan pengeluaran, serta hari pengaturan strategi untuk mengembalikan modal sekaligus mengais keuntungan. Hal semacam ini juga terjadi di hampir seluruh sektor pekerjaan, mau jadi pegawai, ingin naik pangkat dan jabatan, minta penempatan yang basah, dan yang sejenisnya. Semuanya harus ada "uang pelicin". Ini namanya sistem korup !


Sistem Korup di Indonesia pada mulanya lahir dari Korupsi Sistem. Amanat konstitusi Indonesia sejak awal berdirinya NKRI telah menyatakan bahwa Indonesia adalah Negara Musyawarah sebagaimana tertera dalam Pancasila sila keempat, bukan Negara Demokrasi, apalagi Negara Liberal. Namun kenyataannya, kini tangan-tangan kotor demokrasi mencengkeram dan mengotori sendi-sendi Musyawarah Mufakat, bahkan kuku-kuku tajam Neolib ditancapkan di semua sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini namanya Korupsi Sistem !


REVOLUSI SISTEM ATAU REVOLUSI RAKYAT

Melihat kondisi semacam itu, rakyat pun muak, kecewa dan putus asa, sehingga kepercayaan kepada penegakan hukum mau pun pemerintah runtuh sudah. Akhirnya berbagai simbol negara dilecehkan, Pancasila dipelesetkan menjadi Pancagila, UUD dipelesetkan menjadi Ujung-Ujungnya Duit, KUHP dipelesetkan menjadi Kasih Uang Habis Perkara, DPR dipelesetkan menjadi Dewan Penggarongan Rakyat, Sistem Presidensial dipelesetkan menjadi Presiden Sial, KPK dipelesetkan menjadi Komisi Perlindungan Koruptor, PTIK dipelesetkan menjadi Perguruan Tinggi Ilmu Kejahatan, dan lain sebagainya. sungguh sangat memprihatinkan.


Di Inggris saat ini, peningkatan pengangguran telah menimbulkan huru-hara di berbagai kota besar, termasuk ibu kota London. Padahal, masyarakat Inggris secara umum terpelajar dan berpenghasilan. Lalu bagaimana di Indonesia, yang masyarakatnya sudah terpuruk dalam kondisi yang sangat parah, bukan lagi peningkatan pengangguran yang terjadi, bahkan peningkatan kemelaratan yang naik tajam. Pada tahun 1998, kondisi macam ini telah mengantarkan kepada huru-hara nasional yang melahirkan reformasi. Dan kini, reformasi telah berubah menjadi "repotnasi". Lalu akankah repotnasi melahirkan revolusi sosial ? Bisa jadi, karena indikasinya setiap hari sudah tampak, yaitu adanya peristiwa huru-hara lokal di berbagai daerah, seperti pembakaran kantor kelurahan dan kecamatan karena penyelewengan distribusi raskin (beras orang miskin), atau penghancuran kantor DPRD, Gubernur dan KPUD karena kecurangan dalam Pilkada, atau bentrok pedagang kaki lima dengan aparat karena penggusuran tempat usaha, dan lain sebagainya.
Itu semua adalah revolusi lokal, yang jika dibiarkan akan terus bergulir bagai bola salju, sehingga akhirnya bisa berubah menjadi revolusi sosial secara nasional. Karenanya, untuk mencegah terjadinya revolusi sosial, maka harus segera dilakukan revolusi sistem. Sistem berbangsa dan bernegara di Indonesia harus bersih dari korupsi sistem, sehingga tidak menjadi sistem yang korup.


Sesuai dengan amanat Dekrit Presiden Soekarno 5 Juli 1959 bahwa Pancasila dan UUD 1945 yang menjadi Dasar Negara RI harus dijiwai PIAGAM JAKARTA 22 Juni 1945 yang berintikan SYARIAT ISLAM, maka sistem bernegara Indonesia harus berdasarkan Syariat Islam. Sistem yang berdiri tegak atas dasar Syariat Islam adalah sistem yang bersih, sistem yang anti korupsi, sistem yang mendapat berkah ilahi.

Dan sesuai amanat konstitusi bahwasanya Indonesia adalah Negara Musyawarah, bukan Negara Demokrasi, apalagi Negara Liberal, maka bangsa Indonesia harus menjunjung tinggi Musyawarah Mufakat sesuai dengan ajaran Islam. Musyawarah Demokrasi adalah musyawarah palsu karena hanya mengacu kepada suara terbanyak, sehingga dengan suara terbanyak bisa menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal. Sedang Musyawarah Islam adalah musyawarah sejati yang selalu mengacu kepada kebenaran ajaran Islam, sehingga akan tetap menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram.

* Setelah Ikut Kajian Umum....



oleh Mega Octaviany

Tokoh : Karni Ilyas " Bang One "

  ‘Kalau Dulu Copet, Sekarang Saya Ini Rampok’

Berawal dari seorang jurnalis tangguh, kini Sukarni Ilyas lebih ngetop dengan sebutan Karni Ilyas dikenal sebagai pengelola media bertangan dingin. Kemana pun Karni hinggap dan mengelola sebuah media, hampir bisa dipastikan media itu tumbuh, maju dan berkembang.

Lebih jauh, Karni kemudian dikenal sebagai jaminan ekslusivitas berita. Masih ingat peristiwa penggerebekan rumah yang menjadi markas kelompok teroris Dr Azhari di Malang dan Wonosobo, Jawa Timur beberapa tahun lalu? Saat itu, hanya satu stasiun televisi swasta yang menyiarkannya untuk pemirsa. Stasiun tv yang saat itu, belum lagi dua bulan Karni bergabung di dalamnya.

Itu hanya contoh kecil dari sederet berita ekslusif yang sempat dilaporkan pria kelahiran Bukit Tinggi, Sumatra Barat, yang sempat bergabung bersama Suara Karya, Majalah Tempo dan Forum Keadilan, itu sebelum merambah dunia televisi. Saat di Tempo, Karni jualah satu-satunya wartawan yang berhasil menguak kasus korupsi di Pertamina, yang melibatkan tokoh Pertamina saat itu, Ibnu Sutowo.

Dengan rekam jejak yang nyaris paripurna–koran, majalah, hingga televisi, wajar jika Karni menjadi incaran banyak stasiun tv. Kepada Rahmad Budi Harto dan pewarta foto Amin Madani dari Republika, direktur pemberitaan TVOne, televisi baru pengganti Lativi yang menjadikan berita sebagai menu utama, itu membuka banyak sisi dirinya.

Bisa menceritakan pengalaman Anda di dunia pers?
Panjang sekali. Sejak duduk di bangku SMA saya sudah jadi wartawan. Bayangkan, dari tahun 1972 tuh. Pertama saya berkiprah di Harian Suara Karya, koran Partai Golkar yang paling berpengaruh waktu itu. Enam tahun saya di Suara Karya, lalu pindah ke Majalah Tempo di tahun 1978. Terus… sampai Tempo dibredel pada 1994. Saya di sana meniti mulai dari reporter, redaktur senior, sampai redaktur pelaksana.
Tahun 1992, saya sudah ditugaskan Tempo memimpin Majalah Forum. Majalah Tempo saya pimpin sejak 1992 sampai Tempo mati, 1994. Jabatan saya dua waktu itu, redaktur pelaksana Tempo dan pemimpin redaksi Forum. Tempo mati, Forum jalan sendiri. Oplah Forum tertinggi di Indonesia waktu itu, 140 ribu eksemplar.
Pada 1999 saya keluar dari Forum dan pindah ke SCTV, langsung menjadi pemimpin redaksi. Forum sendiri sudah dijual Tempo ke orang lain. Saya di SCTV sampai 2005.

Dari pengalaman Anda, apa perbedaan antara jurnalisme di media cetak dengan jurnalisme televisi?
Dari sisi cara menyampaikan pikiran, aspirasi yang hendak kita sampaikan dan membentuk opini, media cetak itu lebih dalam. Kita bikin laporan utama berpuluh-puluh halaman. Puasnya itu, wah, batin kita bisa puas sekali. Saya bisa bekerja dari pagi sampai pagi lagi.
Cuma, media cetak itu kan lebih lambat. Kejadian hari ini baru bisa kita laporkan besok. Majalah bahkan lebih parah lagi, baru pekan berikutnya. Jadi kita perlu pendalaman. Sementara televisi itu lebih cepat, eye catching. Kepuasan dari orang yang menerima pesan itu jauh lebih massal. Itu kepuasannya.

Saat Anda pimpin, SCTV sempat menjadi salah satu televisi dengan siaran berita terbaik. Apakah resep dari media cetak yang Anda bawa ke TV?
Benar. Itu bahkan dapat kita pertahankan selama enam tahun. Resep dari media cetak ikut masuk, tetapi media visualnya kan juga harus dikuatkan. Media visual itu yang dilihat, yang menarik orang itu kan gambarnya. Jadi intinya bagaimana kita bisa mendapatkan gambar yang lebih bagus daripada stasiun televisi lain.
Televisi atau media elektronik lain itu keunggulannya kecepatan. Bagaimana kita bisa lebih cepat daripada orang lain. Moto SCTV saat itu, aktual, tajam, terpercaya. Jadi dalam soal aktualitas itu, kita tidak boleh sama sekali kalah, bahkan satu detik pun.

Tahun 2005 Anda pindah ke ANTV. Bagaimana Anda bisa memutuskan pindah, padahal di SCTV sendiri sudah mapan?
Waktu itu kan ada kabar bahwa ANTV akan bekerja sama dengan asing. Saya ingin tahu bagaimana sih cara asing mengelola televisi? Di SCTV sendiri, waktu itu saya sudah merasa akan lebih nyaman kalau pindah ke ANTV. Persoalannya, di SCTV yang awalnya punya teman saya, dia jual. Persis seperti saat Tempo menjual Forum.
Benar, pemilik baru juga menginginkan saya tetap di SCTV. Tapi saya tak begitu kenal. Sementara di ANTV, saya cukup mengenal dekat keluarga Bakrie. Maka itulah saya pindah ke ANTV, dengan harapan bisa membangun ANTV menjadi lebih baik.
Sebagian, dalam hal news, minimal orang sudah melihat News AN. Dulu orang tidak pernah mau menonton berita AN, tetapi setelah kita bangun dalam dua tahun, sistemnya kita perbaiki, orang kita tambah, kemudian awareness publik pun kita tingkatkan. Banyak berita ekslusif kita tayangkan. Orang kemudian mulai memonitor berita AN yang sebelumnya tidak mereka lirik.

Di ANTV Anda bekerja sama dengan investor asing. Apa bedanya cara asing dengan orang dalam negeri dalam mengelola televisi?
Kebetulan saya itu Divisi News. Jadi lebih independen dari manajemen perusahaan. Mereka itu lebih memperhatikan entertainment. Juga dia nggak ngerti berita kita, karena kan pakai Bahasa Indonesia. Mereka yang masuk ke Indonesia itu juga tidak berpengalaman dalam news. Star TV Hong Kong lebih ke entertainment. Ternyata saya tidak mendapatkan apa-apa. Tidak ada yang baru.

Lalu Anda merasa di TVONe ini mendapatkan sesuatu, atau tantangan baru?
Jelas. Ini tantangan baru. Televisi yang sajian utamanya adalah news. Porsi berita di TVOne itu 60-70 persen. Jadi porsi newsnya bisa 3-4 kali dibanding kalau saya berkiprah di televisi entertain atau family tv seperti SCTV. Saya ditantang untuk membikin yang lebih besar lagi. Jadi, kalau dulu saya hanya tukang copet sekarang saya jadi rampoknya.

Kalau Anda lihat televisi saat ini, berita bukan menjadi porsi utama. Apakah nanti TVOne masih bisa konsisten menjadi televisi berita, sementara televisi lain meraih keuntungan dengan format hiburan?
TVone akan menyasar pemirsa kelas A dan B, bukan D dan E seperti yang selama ini disasar Lativi. Memang kelas A,B, dan C itu populasinya lebih sedikit, sehingga rating akan turun. Tetapi ingat, jualan utama TVOne memang bukan rating, tapi image, citra.
Image bisa dijual tidak? Saya sudah membuktikan ketika di SCTV. Dalam enam tahun, tahun pertama Divisi News masih rugi. Tahun kedua mencapai BEP. Tahun ketiga sampai keenam kita untung tidak tanggung-tanggung, Rp 120 miliar per tahun. Itu net profit, sudah dikurangi gaji karyawan dan lain-lain.
Saya melihat, ternyata berita itu kalau ditekuni bukan sesuatu yang kalah dari entertain atau sinetron. Divisi lain seperti entertainment tak bisa sebesar itu. Walau dari rating memang news tidak akan menang, kita tidak mencari rating. Yang kita cari itu image. Rating Liputan 6 SCTV paling 2-3, dibanding rating Inul yang bisa sampai 16. Sinetron bisa ratingnya 20. News kecil sekali, tetapi nyatanya, uang yang dihasilkan oleh Divisi News SCTV itu luar biasa. Jadi salah kalau kita pandang hanya rating yang bisa dijual. Image justru lebih mahal.

Artinya, Anda melihat pemasang iklan tidak selalu melihat rating?
Ya. kalau saya mau mengiklankan Nokia, saya tidak mungkin beriklan di tayangan dangdut. Saya akan tayangkan di program berita. Kalau saya mau mengiklankan Kijang Innova, apalagi Mercy atau BMW, jelas tak mungkin saya tayangkan di televisi sinetron. Tv berita tempatnya. Bahkan shampo-shampo berkelas yang cukup mahal, tempatnya di program berita.

Ketika Anda di SCTV, Anda diberi tambahan porsi waktu untuk berita?
Ya, tambah-tambah sedikit. Jadi sekitar 20-25 persen. Tetapi memag tak bisa menambah lebih banyak lagi karena memang patokan dari awal, SCTV itu lebih kepada hiburan.
Ok, masyarakat banyak mengeluhkan tayangan televisi yang umumnya tidak bermutu….
Saya berharap TVOne merupakan jawaban dari keluhan-keluhan itu. Apa yang diinginkan publik, kita coba tampilkan. Kita berharap publik betul-betul menonton sesuai aspirasinya selama ini. Mereka mengeluh soal sinetron yang murahan, tayangan tuyul.
Publik juga sudah muak dengan tayangan yang hanya jual paha, takhayul yang bertentangan dengan agama. TVOne mencoba menjawab aspirasi itu. Keinginan publik Indonesia itu kami serap dari berbagai media cetak, seminar, dan debat.

Kami kini ingin melihat, apakah benar masyarakat ingin melihat tayangan yang berbeda? Tayangan informasi yang berguna sebagai tuntunan? Porsi olah raga juga lebih banyak daripada stasiun televisi yang lain. Kami ingin menampilkan bagaimana seorang atlet bisa berprestasi, dari bawah, sehingga bisa menjadi inspirasi.
Kalau berita menjadi jawaban, bukankah masyarakat juga resah dengan berita yang menghadirkan kekerasan?
Ketika berita-berita kriminal kita jadikan satu paket berita, itulah kekerasan. Tapi ketika masuk jadi berita biasa, itu jadi netral. IPDN berita kekerasan atau tidak? Menurut Anda layak diberitakan tidak? Itu kekerasan. Orang ditendang-tendang seperti itu Terus polisi menendangi mahasiswa di UMI Makassar. Itu kekerasan atau bukan?
Jadi tidak semua berita (tentang) kekerasan harus dimusuhi. Justru itu, sosial kontrol kita ada di situ. Kalau tidak begitu, dalam kasus IPDN, misalnya, tidak akan ada perhatian ke situ. Kita siarkan bagaimana seorang senior memukuli yuniornya. Tapi kalau satu jam tayangan isinya hanya kekerasan demi kekerasan, ya tentu saja publik juga muak. Jadi, saya berharap TVOne bisa menjadi monumen media Republik ini sampai kapan pun.

Ada contoh konsep seperti ini di luar negeri?
Ada Foxnews di Amerika Serikat, milik Rupert Murdoch. Newsnya ada, hiburannya juga ada.
Fox kan saingan langsung CNN…
Ya, kami ingin menuju seperti Fox. Formulanya Fox.
Ada yang menganggap kedekatan Anda dengan para petinggi Polri yang memungkinkan didapatnya berbagai berita eksklusif. (ANTV beberapa kali mendapatkan tayangan eksklusif penangkapan kelompok teroris Dr Azhari, bahkan Karni Ilyas sendiri terjun langsung sebagai reporter). Bagaimana menurut Anda?
Wartawan itu harus dekat dengan siapa saja. Dengan Kejaksaan, Kepolisian, saya dekat. Dengan politisi juga saya dekat. Kewajiban wartawan itu, menurut saya, bekerja di mana pun harus menciptakan berita-berita eksklusif. Ketika di Majalah Tempo, berita saya eksklusif-eksklusif. Yang bertemu Kartika Thahir di Swiss, ya saya. Benny Moerdani pun mencoba mengejar-ngerjar dia, nggak dapat. Itu tak ada hubungan dengan (kedekatan dengan) polisi. Minimal saya harus berusaha eksklusif.
Karni kemudian bercerita tentang Kartika Thahir, istri seorang pejabat Pertamina yang menjadi tangan kanan Ibnu Sutowo, HA Thahir, di era 1980-an. Ibnu Sutowo sendiri merupakan direktur utama Pertamina yang ditengarai terlibat dalam megakorupsi di perusahaan minyak itu.
Kartika kemudian bersembunyi di luar negeri, dan berperang melawan Pertamina di pengadilan negeri Singapura selama 15 tahun (11 Maret 1980 s.d 3 Desember 1992. Kartika berkeras mempertahankan uang sogokan dari dua maskapai Jerman — Siemens dan Klockner — kepada almarhum suaminya. Dana itulah yang dituntut kembali Pertamina. Uang suap senilai 15 juta DM dari Siemens dan 35 juta DM dari Klockner itu dianggap Kartika sebagai ‘jasa’ HA Thahir atas pembelian mesin-mesin Jerman untuk pembangunan pabrik baja Krakatau Steel.
Karni juga bercerita tentang pengalamannya menyusup ke sebuah lapangan tembak tempat seorang terpidana hukuman mati dieksekusi. Ia bahkan sempat berteriak,”Dor!” dan melukiskan mimik wajah sang terpidana saat peluru mengantarkannya menuju elmaut.

TVOne akan membuka biro luar negeri, terutama regional?
Itu memang ambisi kita. Tak hanya soal jangkauan. Membuat jangkauan luas itu gampang. Semua orang yang mengirim berita kita anggap saja kontributor. Tapi kita serius ingin membuka biro-biro di berbagai daerah. Rencana kita ada biro di Malaysia, Hong Kong, mungkin juga di Shanghai, Cina.
Ada yang menganggap media nasional terlalu Jakarta-centris…
News tak pernah Jakarta-centris. Berita itu setiap hari datang dari berbagai daerah. Berarti tsunami, yang kita tayangkan berhari-hari itu kan berita Aceh. Tak benar itu pendapat soal Jakarta-centris.
Tapi soal angle, yang menentukan kan Jakarta…
Angle memang ditentukan Jakarta. Tapi kalau ada kejadian, angle apa pun, ya angle apa yang terjadi di daerah.
Republika online


Karni Ilyas
BAGI Karni Ilyas, pengamat politik A. Rahman Tolleng adalah sosok yang menempati ruang khusus dalam hidupnya. Karena dari tokoh inilah, Karni berkenalan dengan dunia wartawan senyata-nyatanya. Tolleng pulalah, menurut Karni, yang dianggap berjasa menempa karirnya sebagai wartawan di harian Suara Karya, meski untuk itu Karni harus meninggalkan kuliahnya di publisistik.

“Kalau Rahman Tolleng tidak menerima saya menjadi wartawan, saya tidak tahu apa jadinya saya sekarang,” kenang Kail, penggilan akrab Karni Ilyas — yang diberikan oleh rekan-rekannya di majalah TEMPO. Tolleng ketika itu adalah Pemimpin Redaksi Suara Karya, koran milik Golkar.

Di Suara Karya, urang awak ini bertahan enam tahun. Dari harian itu, Kail meloncat ke majalah berita TEMPO, pada 1978. Di majalah inilah, karir wartawan Kail mulai bersinar. Sebelum ditugaskan menjadi pemimpin redaksi majalah hukum Forum, jabatan terakhirnya di TEMPO adalah redaktur pelaksana.
Di tangan Karni, Forum, yang kala itu terbit dua minggu sekali, boleh dikatakan sanggup menjaring pembaca yang cukup besar dan mencapai masa keemasan. Majalah ini, waktu itu terkenal dengan rubrik wawancara khas dengan tokoh kontroversial dan Catatan Hukum dari Karni. Di Forum, laki-laki yang punya falsafah harus selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik ini, bertahan sampai sembilan tahun, sebelum ditunjuk menjadi komisaris dan pemilik sahamnya pada 1999.

Setahun kemudian, semua saham Karni di majalah itu dilepas dan ia hengkang ke SCTV sebagai pemimpin redaksi. Seperti pengakuannya, di stasiun televisi ini dia menemukan dunia baru yang tidak ia dapatkan sebelumnya di media cetak. “Dunia televisi ternyata dunia yang luar biasa dan di luar dugaan saya,” katanya. Luar biasa yang dimaksud Karni salah satunya adalah waktu tenggat berita di televisi yang bisa setiap jam. Toh meski berbeda, katanya, ia mencoba selalu konsisten di jalur yang benar, terutama di dunia jurnalistik yang memang sudah mengakar dalam jiwanya. “Menulis bagi saya merupakan kenikmatan,” ujar sarjana hukum yang jurnalis ini.

Sejak kecil, Kani – panggtilan masa kecilnya — tampaknya memang ditakdirkan dekat dengan dunia jurnalistik. Minatnya pada dunia tulis menulis sebenarnya sudah terlihat sejak ia SD. Tulisan pertamanya berupa puisi dimuat di koran Haluan Padang. “Mereka tidak tahu penulisnya anak kecil,” kata perokok berat ini.

Dari sanalah kekagumannya kepada sosok wartawan makin memuncak – dan ia pun bercita-cita ingin menjadi wartawan. Semua koran terbitan Jakarta yang masuk ke Padang, kota tempat ia dibesarkan, dibacanya. Agar bisa membaca gratis, Kani berteman dengan agen koran di ibu kota Sumatera Barat itu. Tapi kenapa harus wartawan? Katanya, ada satu hal dari wartawan yang tidak dimiliki profesi lain. “Kita bertarung agar bisa menjadi yang pertama dan terbaik,” cetusnya.

Minat pada dunia jurnalistik ini bisa jadi ditopang oleh latar belakang Kani yang kurang menikmati kasih sayang dari orang tua, terutama sang ibu yang meninggal ketika ia berusia tujuh tahun. “Masa kecil saya penuh air mata,” kenangnya. Besar di lingkungan Kota Padang yang olehnya disebut keras, Kani menjadi anak yang cenderung bebas. “Karena enggak ada orang tua dan kurang pengawasan, jadinya saya lebih bebas,” akunya.
Tapi kebebasan Kani bukan kebebasan liar. Di kebebasannya, ia tumbuh menjadi laki-laki mandiri dan berprestasi. Justru dari sana, motivasi belajarnya sangat tinggi. Di SD, ia bahkan sempat menjadi juara kelas. “Saya bertekad menyelesaikan sekolah dengan baik,” kata lelaki yang hobinya membaca buku dan berenang ini.

Karena tekad itu pulalah, meski sempat meninggalkan kuliah publistiknya ketika masuk Suara Karya, Karni tetap melanjutkan kuliahnya di fakultas hukum. Sampai sekarang, selain sebagai wartawan, banyak orang mengenalnya sebagai “orang hukum”. Di banyak kegiatan Jakarta Lawyers Club, tempat berkumpul banyak pengacara Jakarta, penerima Bintang Mahaputra 1999 — ia tidak hadir pada acara penyerahannya — ini juga terlibat aktif.

Kini, setelah lebih 30 tahun malang melintang di dunia wartawan, apa obsesinya? “Saya ingin Liputan 6 menjadi sumber berita nomor satu. Kalau di majalah ada TEMPO, di koran ada Kompas, maka di televisi ada Liputan 6,” ujar pemilik nama lengkap Sukarni Ilyas ini

Nama :  Sukarni Ilyas, SH.
Lahir :    Bukittinggi, Sumatera Barat, 25 September 1952

Pendidikan :
- SDN 3, Padang (1959-1965)
- SMPN V, Padang (1965-1968)
- SMEAN I, Padang (1968-1971)
- Perguruan Tinggi Publisistik, Jakarta (1972-1973)
- Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta (1975-1984)

Karir :
Wartawan/editor harian Suara Karya (1972-1978)
- Wartawan, desk editor, editor senior majalah berita mingguan Tempo (1978-1982; 1982-1986; 1992-1994)
- Ketua editor, komisaris majalah berita Forum, (1991-1999; 1999-2000)
- Direktur Pemberitaan SCTV (2000-sekarang)

Kegiatan Lain :
- Anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI; 1974-sekarang)
- Anggota Persahi (Bagian Publikasi; 1986-sekarang)
- Ketua Jakarta Lawyers Club (JLC; 1999-sekarang)
- Konferensi Hukum Dunia di Manila, Filipina (1977)
- Konferensi Hukum Asia di Seoul, Korea Selatan (1977)
- Konferensi Hukum Dunia di Madrid, Spanyol (1978)
- International Visitor Program di AS (program resmi; 1993)
- Manggala BP7 di Jakarta (1996)
- Senior Editor Meeting di Sidney (1997

Membuat logo dengan photoshop



Pada tutorial membuat logo dengan photoshop ini saya akan membuat sebuah logo Sony Ericsson. Karena kita mencontoh atau membuat logo yang sudah ada sebelumnya maka saya kategorikan tutorial ini pada tutorial photoshop tingkat dasar. Anda akan belajar bagaimana cara menggunakan tool path, gradasi, style dan mengaplikasikan efek-efek photoshop yang sederhana.


1. Buat dokumen baru pada photoshop ( CTRL +N) dengan pengaturan opsi sebagai berikut
  • Width : 500 px
  • Height : 500 px
  • Resolution : 72 px/inc
  • Background : White

2. Tekan tombol keyboar D agar warna menjadi default. Buat lingkaran menggunakan shapping elipse tool dengan opsi sebagai berikut :



3. Buat efek photoshop menggunakan style caranya dengan memilih menu Layer > Layer style > Blending Options, sesuaikan pengaturan opsi sebagai berikut









4. Buat layer baru dengan klik menu layer > new > layer , pilih tool brush, ubah warna dasarnya gunakan warna #deff00, ukuran brush: 70 px, mode: normal. Sapukan brus tersebut hingga menjadi seperti gambar di bawah ini



5. Buat layer baru sekali lagi, tekan tombol keyboard ctrl + klik pada shape 1 (posisi layer terpilih adalah layer 2), klik rectangular marquee tool pada toolbox. Klik kanan pada seleksi (garis tipis beranimasi) pilih transform selection tool. Klik maintain aspect ratio dan ubah ukuran height ( H ) menjadi 70 selesaikan dengan menekan tombol enter dua kali.



6. Buat gradasi dengan setting mode radial, tarik dari kiri atas ke kanan bawah:





7. Buat layer baru ( pilih menu layer > new > layer ).

8. Pilih brush yang kedua menggunakan warna hijau muda #afef29( klik pada palete warna set foreground colour) dengan ukuran 175 px klik sekali pada posisi kiri atas. Ubah ukuran brush menjadi 100px ubah warnanya menjadi putih, klik sekali pada posisi kiri atasi pas ditengah brush sebelumnya hingga menjadi seperti gambar berikut.



9. Hilangkan seleksi dengan cara klik menu select > deselect.

10. Duplikat shape 1 dengan cara klik anan pada layer shape 1 > duplicate > ok. Geser posisi layer shape copy 1 diatas layer lingkaran elipse di atasnya dengan cara klik layer shape copy hingga ke atas layer 3. Hapus semua style yang ada pada layer shape copy 1 dengan cara klik drag effect ke delete layer yang ada di posisi bawah layer palete dengan ikon tong sampah. KLik kanan pada layer shape copy 1 >blending options. KLik pada gradient overlay dan ubah warna hitam menjadi #8d8c8c dan ubah angle menjadi 60 > KLik OK untuk mengaplikasikan.



11. Pilih elipse tool ubah menjadi mode shape substract (atow sambil nge-shape pencet ALT)



12. Ganti tool menjadi path selection tool pada toolbar, seleksi oval substract dengan acara klik ada area oval. Transform rotate [baru CTRL+T], miringkan 35,8 derajad dan tekan dua kali untuk mengakhiri hingga menjadi seperti gambar berikut:



13. Edit pointnyna dengan add anchor point sehingga menyerupai gambar berikut :



14. Buat satu lagi elipse dengan metode yang sama dengan cara di atas posisikan pada tengah2 lingkaran, atur titik pathnya seperti gambar berikut.



15. Klik layer background dan ubah menjadi warna gradasi menggunakan gradient tool mode linear.



16. Logo sudah jadi, agar tampak menarik mari kita buat efek mirror dengan cara seleksi semua layer yang ada menggunakan klik layer diatas layer background + shift klik pada layer paling atas, geser layer yang terseleksi ke ikon new layer (bentuknya seperti kertas )pada bagian bawah palete layer dengan cara klik drag & drop. Akan muncul semua layer tercopy. KLik kanan pada salah satu layer yang terseleksi dan pilih merger layers sehingga layer terseleksi (duplikat layer) menjadi satu bagian. Lakukan transformasi pada layer tersebut dengan cara klik menu edit > free transform, geser anchor atas tengah menuju posisi paling bawah dokumen.



17. Buat layer baru diatas shape 1 copy dengan cara klik satu kali pada ikon new layer. Ctrl + klik pada layer shape 1 copy 3 ( hasil merger) sehingga terlihat seleksi pada area tersebut. Buat gradasi foreground to transparent , pastikan foreground dan background berwarna #dad9d9. Buat masking dengan cara sambil tekan tombol ALT + klik diantar layer 4 dan layer shape 1 copy 3. Sapukan pada layer 4 untuk area terseleksi sehingga akan tampil seperti berikut :



18. Tinggal diberi hiasan dikit plus tulisannya.





Logo akan lebih menguntungkan jika dibuat menggunakan software vektor seperti coreldraw. Disini saya juga membuat artikel tutorial membuat desain logo dengan CorelDraw dan membuat logo dengan Corel. Jangan lupa untuk menganalisa kebutuhan Anda. Jika untuk keperluan yang mendadak silakan membuatnya secara online, Anda akan dipandu dengan tutorial membuat logo online.

Cara Cutting rambut di photoshop

Kali ini saya akan menulis tentang bagaimana mengcutting rambut di photoshop, di posting kali ini juga akan Saya bahas bagaimana meng-cutting rambut bahkan hingga bagian yang tersulit. tool yang akan kita gunakan kali ini adalah Background Erase Tool dan juga Tools Selection.
Kita siapin dulu bahan nya, untuk foto percobaan Saya mengambilnya dari goggle dengan keyword "women curly"


Setelah foto yang akan kita cutting rambut nya kita simpan.... sekarang kita akan memulai mengolah gambar digital tersebut. Hal pertama dan terpenting yang harus kita lakukan adalah, mengatur Opsi dari "Background Erase Tool" untuk mendapatkan hasil seperti yang kita ingin kan.
untuk yang belum tahu Background Erase Tool lihat gambar di bawah ini :


Sekarang kita akan ke bagian opsi dari Background Erase Tool, ubah Sampling ke "Once" lalu  opsi limits ubah ke Discontiguous, atur juga nilai dari toleransi nya sebesar 76% - 80%, pastikan juga opsi Protect Foreground Color nya tercentang.


Opsi Background Erase Tool sudah kita atur sekarang kita siap iuntuk memulai melakukan Cutting Rambut.

Cara Seleksi Rambut Photoshop

STEP 1
Seperti biasa buka gambar yang akan kita Cutting Bagian Rambut, disini saya Contohkan dengan Foto Rihana. kemudian hal pertama yang harus kita lakukan adalah membuka lock pada Layer background, cara membuka Lock ini bisa kita lakukan dengan 2 ( dua ) cara.
  1. Klik 2X Pada Layer Background yang terkunci lalu kemudian Photoshop akan membuka jendela New Layer. Beri nama Terserah pada Layer baru ini atau biarkan Default layer 0
  2. Klik kanan pada Layer Background yang terkunci lalu hal yang sama pada cara pertama, Photoshop akan membuka jendela New Layer.
STEP 2Setelah kita membuka Lock / kunci pada Layer Background, selanjutnya kita membuat sebuah Solid layer terserah mau di kasih warna apa, guna dari solid layer ini nantinya hanya untuk mempermudahkan kita melihat hasil dari cuttingan rambut yang telah kita lakukan. Pada Pallete Layer bawah di bagian Create New Fill or Adjusment Layer pilih Solid Color, disini Saya Contoh kan memilih warna Merah, Warna yang berlawanan dengan warna rambut yang akan kita cutting, kemudian pindahkan Layer Color Fill 1 ke posisi di paling Bawah ( Layer Foto yang akan di cutting berada di atas Layer Color Fill ). untuk yang belum memahami tentang Pallete Layer silahkan baca mengenal Pallete Layer pada Photoshop


STEP 3
di step 3 kita akan memulai melakukan Cutting, hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengambil Sample Warna dengan cara tahan Tombol [Alt] lalu klik bagian helai rambut. sample warna ini akan di protect ke Foreground Color selanjut nya tool Background Erase hanya akan mengcutting warna selain warna Foregrund Color yang sudah Terprotect.


STEP 4
Setelah Sample Color ter-Protect, Sapukan Mouse di area berwarna pink sambil mengenai bagian helai-helai rambut. kalau benar hasilnya akan seperti ini ( bila hasil tidak meyerupai seperti gambar mungkin di karna kan pemilihan sample warna yang salah. )


STEP 5
di Step 5 ini saya anggap photoshoper telah memahami, antara sample protect Foreground Color dan kemudian mengCutting helai rambut yang kita lakukan di STEP 4, lakukan hal yang sama pula untuk bagian bagian yang lain. hingga hasilnya akan seperti gambar di bawah :


STEP 6
sekarang kita akan mengcutting bagian tersulit dari foto ini, tantangan nya adalah kita mengcutting rambut, tapi dengan tidak mengenai bagian tubuh yang lain. trik nya simple, cukup dengan menyeleksi bagian yang akan kita cutting dengan catatan seleksi tersebut menutupi bagian yang tidak akan kita cutting.


Perhatikan Area area yang saya seleksi, setelah menyeleksi kemudian featerkan seleksi tekan [Ctrl] + [Alt] + D, dengan nilai feater 0.8. setelah di feater pilih kembali Background Erase Tool, lalu sapukan kembali ke area yang telah kita seleksi


Finishing tinggal kita hilangkan semua area berwarana pink dengan Erase tool atau pun dengan menyeleksi nya agar lebih rapi, baca juga artikel Mempelajari cutting lebih dalam untuk yang belum memahami selection tool

Digital Imaging - Photo Berkonsep


Tutorial Digital Imaging - Mungkin untuk sebagian orang kata "Digital Imaging" akan terdengar agak asing di telinga tapi dalam Seni Photography, Digital Imaging menjadi suatu karya yang sangat menarik. Secara Umum Digital Imaging dapat diartikan " Pengolahan citra " ( ini yang saya dapet di paman Google ) Gambar Digital yang diolah agar lebih menarik atau WAH... tapi seiring dengan perkembangan Olah Digital. Digital Imaging mengalami penyempitan dalam pengertian nya ya... dapat juga di artikan sebagai Imaginasi dalam bentuk digital ( ini hanya menurut saya saja he...he..he.. ). Pelukis Menuangkan Imajinasinya ke dalam Kanvas Lukisan nya. nah kita sebagai Pengolah Gambar Digital menuangkan ide atau pun Imajinasi yang ada di Otak kita dengan media Digital Pula. 

Proses Digital Imaging

Konsep

Terlintas di Kepala saya sebuah imajinasi saat saya menemukan orang yang serupa saya atau katakanlah kembaran saya sendiri. sedang meringkuk di hutan yang gelap sendirian dan kedinginan. ehm...... sebenarnya ini suasana hati saya saat ini. sedang melawan dilema yang saya rasakan saat ini. melawan rasa ketakutan yang sedang saya hadapi saat ini. datanglah sisi dari sifat saya yang lain untuk melawan ketakutan yang sedang saya hadapi saat ini. ( he...he...he.. ) berhubung saya bukan pujangga yang tidak pandai merangkai kan kata-kata menjadi sebuah puisi yang indah, alhasil apa yang saya rasakan ini. saya tuangkan menjadi sebuah gambar digital

Mewujudkan Konsep

Ide atau Imajinasi yang ada di kepala saya. saya lukis sederhana ke dalam kertas. agar apa yang nantinya akan saya kerjakan tidak keluar dari ide yang telah terkonsep. seperi ini kira-kira coretan awal ide ini :


ha...ha...ha... Gambar yang Aneh. Coretan yang tidak bisa di katakan bagus ini, saya berikan kepada Photographer. bagaimana saya bisa mendapatkan foto seperti gambar di atas dengan Photo yang hanya bersumber Cahaya dari Lampu yang saya Bawa. Karna si Photographer ini Profesional doi langsung menangkap apa yang saya Mau. Alhasil saya di Foto dengan 2 Pose Seperti ini : 


Proses Edit di Photoshop

Hal yang perlu di pahami sebelum melakukan Proses Digital Imaging ini :
  1. Pemahaman Tools Dasar Photoshop
  2. Seleksi / Cutting
  3. Masking
  4. Blending
Karna Saya Pernah Menjelaskan Masing Masing Point dari keempat point di atas pada postingan-postingan saya sebelum nya jadi di sini saya tidak lagi menjelaskan Apa dan bagaimana. untuk ke empat point di atas.

STEP 1

Masukkan kedua foto tersebut kedalam satu Kanvas kerja, dan atur tata letak nya dengan menggunakan Free Transform ( Ctrl+T) hingga di rasa Pas. Pas disini berarti besar atau kecilnya objek memang benar benar pas Proporsi nya, bagaimana objek di lihat dari dekat dan bagaimana objek dilihat dari agak jauh. Selalu asah kemampuan Rasa ini, karna setiap Individu sudah diberikan Tuhan Indra Rasa dalam diri masing masing. tinggal bagaimana kita menggali dan menggunakan indra rasa ini saja.


STEP 2

Seleksi atau Cutting kedua Layer tersebut.
saya akan OOT dulu pada STEP 2 ini, karna seleksi sudah pernah saya jelaskan pada postingan sebelumnya.
ada yang pernah mengatakan kepada Saya "ada nga cara cepat untuk melakukan seleksi" secara Psikologi pertanyaan ini sudah menunjukkan sifat si Penanya. Mau nya cepat dan nga ribet tapi Maunya lagi hasilnya bagus. waduh...waduh... Belajar Photoshop itu butuh kesabaran dan ketekunan yang extra. bukan hanya Ilmu Photoshop, belajar apapun kalau di barengi dengan kesabaran dan ketekunan pasti berhasil dengan hasil yang baik. Ada satu orang editing senior saya yang saya tidak pernah bertemu muka sebelumnya dengan beliau. katakan lah Nama nya si A. banyak sekali cerita cerita menarik yang saya dapati tentang si A. Hasil Olahan si A ini, sangat bagus menurut saya, ingin tahu berapa lama si A ini mendalami Photoshop. Lebih dari 8 tahun. jadi.... nikmati Proses Belajar ini. hingga nanti nya kita bisa seperti atau paling tidak menyamai orang yang kita kagumi. karna tidak ada buah yang matang tanpa Proses.
Ada juga yang bilang begini "saya sich nga usah repot begitu kalau mau menyeleksi, biasanya saya menggunakan Plugin Photohop untuk menyeleksi" SALAH...!!! ya.. tidak salah. untuk foto tertentu Plugin bisa sangat membantu. tapi... sepengalaman saya, tidak ada Plugin seleksi yang dapat menyeleksi dengan sempurna sesuai dengan seperti yang kita inginkan. saya kasih perumpamaan. coba bandingkan saat kita makan mie instan dan makan mie di restoran. mie instan itu buat nya cepet paling juga 10 menit udah bisa kita makan rasanya ya... nga usah saya jelasin tiap merek mie instan pasti rasanya sama. tapi mie di restoran yang di buat dengan bahan yang baik, juga di olah dengan baik, di racik dengan bumbu yang pas, apalagi disajikan dalam bentuk yang menarik. rasa nya akan lebih nikmat di banding dengan kita makan mie instan.


STEP 3

Memasukkan Background atau Latar Belakang Foto. gunakan Om Google untuk urusan Background, nga akan sulit mencari background dengan google kalau hanya untuk background dengan nuansa hutan





STEP 4

cari juga dengan google sebuah lentera yang akan di pegang oleh objek gambar yang berdiri. lakukan juga hal yang sama pada gambar lentera ini yaitu cutting dan kemudian masukkan ke dalam kanvas kerja digital imaging kita. setelah lentera masuk ke dalam kanvas kerja. berikan juga efek cahaya pada lentera ini.

Lighting Effect
1. Pilih Brush pada Pallete Tool, kemudian isi Foreground dengan warna kuning muda ( f5faca ). kemudian atur nilai hardness dari Brush sebesar 0%


2. buat layer baru pada pallete layer. komposisikan Brush, Diameter dan Opacity Brush Seperti gambar di bawah ini :


Perhatikan Gambar diatas. atur diameter brush pertama kecil saja dengan Opacity Brush 100%, kemudian lakukan lagi brush dengan diameter yang agak besar dengan Opacity 50%, yang terakhir brush kembali dengan diameter yang besar dan Opacity Brush 25%. hasilnya akan tampak seperti ini :


masih dengan lighting Effect, untuk membuat cahaya yang berpencar pada lampu, kita bisa menggunakan effect Zoom Radial Blur. buat kembali layer baru ( Blank Layer ) dan kemudian berikan Objek Cloud pada layer tersebut. pada Menu bar pilih : Filter - Render - Clound. setelah Cloud terbentuk, berikan effeck Zoom Radial Blur pada Objek Cloud dengan memilih : Filter - Blur - Radial Blur. dengan nilai Amount 100. method pada Zoom.


blending layer ini dengan blending Linear Light kemudian Atur titik tengah cloud yang telah kita beri efek radial blur ini ke tengah lampu. kurangi Opacity layer ini dengan nilai 30% saja. lalu masking dan sembunyikan area tertentu pada Layer cahaya berpendar ini hingga mendapatkan hasil seperti ini :


STEP 5

Night Effect - Karna konsep awal dari foto ini adalah foto yang bersumber cahaya pada lampu saja. maka saya harus menggelapkan, area di luar dari area cahaya lampu, maka buat kembali Layer Baru pada Pallete Layer dan Pilih Brush dengan Warna Hitam, dengan diameter Brush yang Besar, hardness tetap di 0%. hasil sapuan Brush akan tampak seperti ini :


STEP 6

Malam yang Dingin - Hanya ada 2 warna dalam Photography untuk memainkan temperature pada Photo yaitu dari Biru Ke Orange, Biru Mewakili Temperature Dingin dan Orange Mewakili temperature yang hangat, karna disini saya ingin menambahkan efek malam yang dingin, saya akan menambahkan warna agak kebiruan pada photo ini. buat kembali layer baru lalu siram (Shift+Backspace) dengan warna Biru Tua yang terang ( 0000FF ). blending layer biru ini dengan Blending Excelusion dan Turunkan nilai Opacity nya menjadi 10% ( atau sesuaikan dengan selera ). berikan juga fill Color Balance Hinnga mendapati hasil Final 

Photoshop membuat desain t-shirt atau kaos


Tutorial Photoshop Membuat Desain T-Shirt dan Kaos dengan Adobe Photoshop. Memiliki ataupun memakai t-shirt atau kaos hasil design sendiri akan memberikan kebanggan tersendiri bagi kita. untuk itu Photoshopid akan memberikan Tutorial cara design kaos yang dengan mudah dapat photoshoper terapkan dengan bantuan Software Favorite kita Adobe Photoshop.
Download : 
T-shirt template
Gambar Naruto

 Cara membuat desain t-shirt atau kaos

STEP 1

buka file T-Shirt Template yang telah saya lampirkan di atas. file t-shirt_layout.psd ini memiliki 4 Layer :
  1. Layer Background yang berwarna Putih
  2. Layer T-shirt Original
  3. Color Fill 1
  4. Layer 5
keterangan :
Layer Background : adalah sebagai latar belakang dari kanva kerja kita, kalau kurang nyaman dengan background berwarna putih silahkan ganti dengan warna atau gambar apapun sesuka anda.
Layer T-Shirt Original : Layer ini saya lock agar tidak terjadi ketidak sengajaan perubahan pada layer ini.
Layer Color Fill 1 : Klik 2X pada Layer Thumbnail Layer Color Fill 1 untuk mengganti warna dasar t-shirt atau kaos yang akan kita design
Layer 5 : Pada Layer ini nantinya akan kita isi dengan gambar desain kaos

STEP 2

untuk mengubah warna dasar kaos silahkan klik 2X pada Layer Color Fill 1. lalu pilih dan sesuaikan warna dasar dengan warna kaos yang akan kita buat nantinya

STEP 3
Memasukkan Gambar ke dalam design kaos. disini saya contohkan dengan Gambar Naruto yang saya search di mbah google. buka gambar yang telah di Download ke dalam kanvas kerja Photoshop. lalu tekan (Ctrl+A) untuk menyeleksi seluruh Layer Gambar Naruto kemudian tekan (Ctrl+C) untuk memerintahkan Photoshop agar melakukan Copy pada Layer Tersebut. lalu tutup saja Kanvas kerja Gambar Naruto dengan menekan (Ctrl+W). beralih ke PSD t-shirt_layout. klik Thumbnail pada Layer 5 ingat ya.... Layer Thumbnail nya yang di klik. kenapa... karna kita akan memasukkan Gambar Naruto pada Layer Thumbnail bukan Layer Masking di Layer 5. Oke.
Tekan (Ctrl+V) untuk mempastekan Perintah Copy yang telah kita lakukan. sekarang Layer Thumbnail Layer 5 Telah Terisi dengan Gambar Naruto, sesuaikan Gambar Naruto ini menurut selera anda, dengan menekan (Ctrl + T) lalu tarik ujung nya dengan menahan tombol (Alt+Shift) pada Keyboard


Setelah dirasa posisinya pas tekan ENTER untuk mengakhiri Free Transform, Finishing kita bisa sesuaikan kembali warna dasar kaos dengan warna gambar Naruto, klik kembali Layer Color Fill, dan berikan warna kuning untuk warna dasr kaos, agar warna kaos dan warna gambar naruto tampak selaras. hasil akhir nya kira-kira seperti ini :