Labels

100 Tokoh Dunia (97) Alam (28) Alien (9) Artikel (266) Binatang (18) Catatanku (17) Do"a (7) Download (6) FACEBOOK (8) Fakta (20) Film (23) Foto (91) GaMe (3) Handphone (6) Imsakiyah (17) Indonesiaku (3) Internet (11) Islam (174) Kata2 (5) Kenapa? (9) Kesehatan (24) Kisah (35) Kisah 25 Nabi (22) Komputer (12) Lelucon (33) Minangkabau (21) Misteri (73) Musik (9) Nusantara (1) Olah Raga (17) Pendidikan (2) Photoshop (86) Puisi (14) Renungan (37) Sejarah (109) Teknologi (13) Tips n Trik (16) Tokoh (165) Tour De Singkarak 2011 (7) Tour De Singkarak 2013 (1) TV (7) Unik n Kreatif (286) Video (7) Widget (1)
Home » , » Sejarah Pendidikan dari zaman Purba ke Modern

Sejarah Pendidikan dari zaman Purba ke Modern


PENDIDIKAN TIONGKOK PURBA
Kebudayaan bangsa Cina berkembang dengantidak kena pengaruh kebudayaan luar. Unsur kebudayaan asing yang masuk tidak mengurangi keaslian kebudayaan Tiongkok.Pendidikan dan pengajarannya mempunyai cirri-ciri khas, yang berbeda dengan ciri-ciri pendidikan di negara Timur lainnya, seperti (a) Masalah pendidikan tidak dihubungkan dengan agama tetapi dengan tradisi dan kehidupan praktis. Orang Cina memuja arwah nenek moyang, sehingga tidak percaya dengan adanya Tuhan.Yang diutamakan adalah Negara (b) Tujuan pendidikannya: mendidik kepala-kepala keluarga yang baik , suami setia, anak yang patuh, pegawai yang rajin, warga negara yang jujur dan rela bakti, raja-raja yang arif dan dijaksana, tentara yang gagah berani.Sedangkan bagi kaum perempuan kurang mendapat penghargaan. Tiongkok purba meganut ajaran Patriacal marga yang digunakan garis Ayah.
Penyelenggaraan pendidikan dibagi menjadi dua, yaitu (a) Pendidikan dirumah:Mulai umur 6 tahun anak-anak telah mendapatkan pelajaran dari Guru yang didatangkan ke rumah.Biasanya dari keluarga bangasawan dan pegawai tinggi. Materi pelajaran berhitung dan ilmu bumi. (b) Pendidikan di sekolah: Anak-dikrim kesekolah bila umur mencapai 10 tahun. Sekolah memberi pelajaran berhitung, menulis, membaca, musik, menari. Diutamakan menulis.
Tujuan pendidikan dan cita-cita hidup Tiongkok mendapatkan pengaruh kuat dari: ajaran-ajaran dua ahli pikir besar yakni: Konfusius dan Lao Tse

2. PENDIDIKAN INDIA PURBA
Isi Cerita :
Kehidupan orang India dibatasi dengan kepercayaan kepada Dewa dan ditentukn dalam tingkat pembagian 4 kasta yaitu: Kasta Brahmana, Kasta Ksatria, Kasta Waisya, Kasta Sudra.Keadaan masyarakat purba sebagian besar masih kekurangan dan miskin, kurang mendapat perhatian dari raja. Penduduk India juga masih buta huruf, mengakibatkan tidak mendapat pendidikan untuk membangun bangsa dan dididik menjadi pegawai negeri murahan. Tagore menyatakan Pendidikan Sejati adalah dengan pendidikan asrama, sistem ini adalah sistem pendidkan kaum Brahmana dan dilaksanakan di tempat sunyi. Munculnya para Intelektual, mengenal sistem pendidikan dengan sistem “guru kula” yang dilakukan oleh tokoh pendidikan India purba yang mepunyai pengaruh besar dalam kemajuan India.Materi pengajaranpunberpusat dari keagamaan, Weda sebagai pusat pendidikan.Adapun, Tagore berkeinginan agar anak-anak/murid belajar mengadakan penyelidikan dan pecobaan sendiri(Inquiry)dan dengan hidup bekerja dialam bebas, maka anak akan mempunyai pengalaman langsung dengan penyelidikanyang dialami. Dalam hal agama, Tagore juga menyatakan bahwa agama yang dipelajari adalah agama suasana,ajaran agamanya tidak hanya Hindu tetapi juga ada agama Kristen, Katolik, Islam, Budha.Namun dalam tokoh-tokoh yang peduli terhadap kekurangan yang ada dalam masyarakat, mempunyai kelemahan dan kelebihan. Kelemahan, diantaranya: Jabatan yang diduduki adalah turun temurun sehingga masyarakat rendah walupun memiliki kemampuan dalam lembaga tidak diperbolehkan, adanya perbedaan kasta,kulit bangsa dan agama, pendidikan wanita tidak diperhatikan hal ini disebabkan karena wanita dianggap kelas dua, maka tidak perlu, tapi bagi penari kuil mendapat pendidikan Karena penari kuil perlu dididik dalam mengikuti irama persembahan Dewa-dewi namun jika tidak memiliki pendidikan maka persembahan tidak akan sempurna. Untuk mengatasi hal itu ,maka pada waktu tertentu menyuruh muridnya yang telah dibina pergi kedesa untuk memberantas buta huruf dan memberikan penerangan yang berguna serta memberikan bimbingan pada buruh kecil dan kasta rendah disekolah petang.
Dalam hal sumbangan pendidkan India Purba oleh Tagore; mendirikan universitas, sekolah, mendirikan pula Panti Kemakmuran dan Universitas Visva Bharati. Menurut Rabindranat Tagore, seorang pendidik di India bercita-cita persaudaraan sedunia, pembaharuandalam lapangan sosial. Sayid Ahmad Khan mempunyai pengaruh dalam pendidikan India Purba tentang agama Islam; mewujudkan masyrakat Islam modern dan mendirikan universitas Islam di India.

3. PENDIDIKAN HINDU BUDHA


1. Keadaan masyarakat Indonesia sebelum kedatangan Hindu-Budha, masih bersifat maritime, karena adanya jalur perdagangan meleui laut sebagai sumber pendapatan.

• sistem kepercayaan: animisme dan dinamisme
animisme berkaitan dengan roh nenek moyang, bahwa roh nenek moyang bersemayam dalam benda-benda tertentu, sedangkan dinamisme percaya akan kekuatan/hal-hal gaib.
• kehidupan sosial, bersifat kebersamaan. Ketua adat menjalankan fungsinya memimpin upacara keagamaan.
• Keadaan pendidikan, umumnya dilakukan pada keluarga, dengan ayah dan ibu sebagai pendidik.Terdapat juga pande besi dan dukun keduanya bergelar empu, dianggap mempunyai kecakapan istimewa.Sementara muridnya disebut cantrik yaitu belajar dan sekaligus mengabdi pada sang Guru.Tujuan pendidikan adalah anak-anak yang kelak dapat memegang kekuasaan dalam masyrakat sebagai manusiayang mempunyai kecakapan istimewa.

2. Proses masuknya Hindu-budha
Melalui perdagangan yaitu bertemunya para pedagang dari India dengan pedagang Indonesia dan Cina.Hubungan berlanjut tidak hanya dalam
hubungan dagang melainkan terjadi pula perkawinan, pendidikan. Awal kehidupan masyarakat gotong-royong, tetapi setelah orang Hindu dating, masyrakat berubah menjadi feudal. Masuknya kebudayaan Budha di Indonesia dapat diketahui dengan adanya berita-berita dari I-tsing bahwa letak Sriwijaya didaerah katulistiwa dan diperkuat dengan bangunanstupa didaerah Muara Takus pada abad ke-7. Dalam perkembangan kemudiaan menjadi pusat ziarah pemeluk agama Budha.

3. Pandangan Hindu-Budha terhadap Pendidikan
Bahwa pendidikan lebih diarahkan pada praktek hidup sehari-hari sesuai dengan ajaran Hindu-Budha. Tujuan pendidikan Hindu adalah untuk mencapai kebahagian/kesempurnaan secara mistik, yang dijarkan moksa: pembebasan atau pelepasan abadi yaitu terbebasnya roh dari badan jasmani.Model yang dijarkan adalah guru kula. Pusat pengetahuan yaitu: (a) Reg Weda (b) Sama Weda (c) Athara Weda (d) Yajur Weda.Sedangakan pendidikan Budha seperti Hindu yaitu model guru kula. Guru dianggap sebagai yang mendekati Bodhisatwa. Orang berlaku baik harus menempuh 8 jalur keutamaan untuk mencapai kesempurnaan.Pemeluk agama Budha ada 2 macam: Bhiksu dan bhiksuni serta upasaka dan upasika.
Pendidikan dalam Budha lebih bersifat terbuka, tidak ada kasta. Semua lapisan masyarakat boleh mendapat pendidikan.

4. Sumbangan Hindu-Budha terhadap Pendidikan
Nampak dalam model Guru kula. Hal ini mengakibatkan hubunga internsif
Antara guru dan siswa. Selainmendapatkan ajaran agama juga pengalaman hidup bersama yang baik, sehingga siswa dapat berprilaku baik dan benar terhadap sesamanya sesuai dengan ajaran

4. PENDIDIKAN PADA MASA ISLAM (LANGGAR)

Islam memandang pendidikan sebagai kebutuhan hidup manusia secara mutlak harus dipenuhi, demi untuk mencapai kesejahteraan dan kebhagiaan dunia dan akherat. Agama Islam merupakan agama akal dan agama Ilmu; mempergunakan akal dan Ilmu pengetahuan; membedakan baik dan salah; menyelami hakekat alam serta dapat menganalisa segala pengalaman dilami umat masa lalu.Pendidikan Islam membentuk pribadi manusia utuh, mengamalkan ajaran Al-Quran dan Al-Hadishdalam hidup bermasyarakat.
Bentuk pendidikan Islam pertama adalah pendidikan Langgar atau surau. Surau adalah semacam masjid dalam skala kecil,berfungsi sebagai penyempurnaan pendidikan dalam keluarga. Materi yang diajarkan rukun Islam dan Iman, membaca Al-Quran, membaca Iqro dan tentang tuntunan Shalat.Metode yang digunakan adalah metode sorogan yaitu anak-anak duduk bersila tanpa bangku. Lama menempuh kurang lebih 1 tahun.Dalam perkembangan pendidikan Langgar dalam bentuk TPA.

Kelebihan pendidikan Langgar adalah
a. Menanamkan sedini mungkin tentang tata cara hidup secara Islam
b. Menanamkan kedisiplinan sikap dan moral anak sejak dini
c. Meningkatka keimanan dan ketakwaan anak didik

Kelemahan pendidikan Langgar adalah
a. Tidak adanya kurikulum, sehigga dalam pelaksanaan kurang terorganisir
b. Kurang sarana-prasaranadalampelaksanaan pendidikan bersifat sederhana
c. Guru kurang mendalami nilai-nilai ajaran Islam, mengakibatkan salah persepsi dalam penyampaiannya, sehingga kelak menimbulkan fantisme pada anak didik setelah anak didik masuk dalam lingkungan masyarakat.

Sumbangan Pendidikan Langgar adalah
Pendidikan langgar sebagai dasar untuk penyempurnaan dalam pendidikan Al-Hadist, figih ibadah, bahasa arab, dan studi Islam yang dijarkan pendidikan formal saat ini.Seperti Madrasah Ibtidaiyah, madrasah Tsanawiyah, Perguruan tinggi swasta Islam (UII, IAIN Sunan Kalijaga, UAD). Metode Sorogan yang dipakai di Langgar anak akan lebih mudah mengerti apa yang disampaikan Guru.

5. PENDIDIKAN PESANTREN

Pesantern merupakan lembaga pendidikan Islam tertua, berfungsi sebagai salah satu benteng pertahanan umat Isalam, pusat dakwah, pusat pengembangan masyarakat muslim di Indonesia.Pesantren mempunyai kekhususan tersendiri yaitu santri atau murid tinggal bersama kyai atau guru dalam satu kompleks tertentu yang mandiri, sehingga dapat menumbuhkan kemampuan mengelola kekhasannya seperti:
a. Adanya hubungan akrab antara santri dan kyai
b. Santri taat dan patuh pada kyai
c. Santri hidup secara mandiri dan sederhana, terlatih hidup disiplin dan menahan hawa nafsu dengan berpuasa serta mengasingkan diri ketempat sunyi.
Pendidikan dan pelajaran ketrampilan di pesantren ditambahkan dengan pertukangan, pertanian, peternakan untuk memberi kemampuan lebih dalam bersosialisasi dalam masyarakat. Pesantren mendapat bantuan dari pemerintah Pusat sampai Daerah sampai muncul Pondok Karya Pembangunan(PKP), Pondok Modern. Islam Center.

Asas-asas pendidikan diterapkan di Pesantren diantaranya:
(a)kebijaksanaan (b) bebas terpimpin (c) mandiri (d) kebersamaan (e) hubungan guru, santri, orangtua, dan masyarakat (f) kemampuan diri sendiri (g) sederhana (h) metode pengajaran khas (i) ibadah.

Ciri pokok untuk mengenal pendidikan pesantren diantaranya:
a. Pondok
b. Masjid
c. Pengajaran kitab klasik
d. Santri (Santri mukim dan santri kalong)
e. Para santri yang belajar dalam satu pondok biasanya memiliki rasa solidaritas dan kekeluargaan yang kuat baik antara sesama santri maupun Kyai.

Sumbangan Pendidikan Pesantren Bagi Pendidikan di Indonesia
Pesantren berusaha membentuk iman umat manusia menjadi lebih kuat, meningkatka iman dan takwa, membina akhlak mulia, mengembangkan swadaya masayarakat Indonesia, ikut mencerdaskan kehidupan bangsamelalui pendidikan formal, non formal, formal.Pondok pesantren terkenal sejak jaman Hindia Belanda di Pulau Jawa ataupun Luar Jawa, antara lain: Pesanterm Tebuireng di Jombang, Pesantren Wonokoyo, Pesantren Siwalan Panji di Sidoarjo,dll.

6. PENDIDIKAN MASA PORTUGIS DAN SPANYOL

Orang portugis datang ke Indonesia dibarengi oleh misionaris, dengan tugas menyebarkan agama Nasrani dikalangan penduduk Indonesia. Dengan mendirikan Seminari seperti Guru kula. Sebagai peletak dasar adalah Fransiscus Xaverius dari agama katolik di Indonesia. Hal yang diajarkan membaca, menulis, menghitung. Portugis dan Spanyol mengacu pada Injil untuk menghasilkan Seminaris pribumi, agar para seminaris dapat mengajarkan agama katolik pada masyarakat.Maka pada tahun 1536 didirikannya orang Ternate sebuah seminarie yang merupakan sekolah agama bagi anak-anak orang terkemuka. Di Solor mempunyai 50 orang murid dengan ajaran bahasa latin.

Hambatan yang dialami Portugis dan Spanyol dalam mengembangkan pendidikan, diantaranya:
* Pribumi belum bisa membaca dan menulis
* Misionaris harus bisa menyesuaikan dengan bahasa setempat, karena Misionaris masih menggunakan bahasa latin.
• Kebudayaan Pribumi masih rendah(Animisme, Dinamisme) sedangkan Kebudayaan barat menganggap paling tinggi, sehingga kebudayaan pribumi yang rendah perlu pembenahan oleh kebudayaan barat yang sudah terorganisir.
Tanggapan pribumi terhadap kekuasaan portugis dan Spanyol:
Awalnya menerima karena tujuan hanya berdagang, namun lama-kelamaan tujuan mereka kemudiaan monopoli perdagangan dan juga adanya proses kristenisasi.
Hal ini tidak diterima Sultan Ternate/Tidore. Pribumi menolak dan mengadakan perlawanan di Benteng Portugis maupun Spanyol.

7. PENDIDIKAN MASA VOC di INDONESIA

Munculnya sekolah Kristen pada masa VOC yaitu menggantikan pengaruh Portugis dan Spanyol dengan misi menyebarkan pengaruh agama katolik. Belanda kemudiaan menanamkan pengaruh berupa agama Kristen protestan, yang bertjuan mensosialisasikan dan memberitahukan mengenai seluk beluk agama Kristen, sehingga orang pribumi menjadi tertarik untuk masuk menjadi Kristen Protestan.Tenaga pengajar diambil dari pendeta-pendeta saat itu.
Pelaksanaan Pendidikan masa VOC, dengan latar belakang agama Kristen. Materi yang diajarkan berupa menulis dan cara-cara sembahyang. VOC mengangkat guru yang merupakan orang Belanda dengan bayaran 218 untuk setiap bulan. Belanda membuka sekolah pertama didaerah Ambon pada tahun 1607.Perkembangan selanjutnya adanya pengiriman anak kepala /tokohmasyarakat Ambon untuk memperoleh pendidikan Guru di negeri Belanda, sehingga sekembalinya ke Indonesia dapat menggantikan tenaga Guru dari Belanda. Bahasa pengantar dalam kegaiatan pembelajaran awalnya bahasa Belanda sebagai bahsa pengantar, namun timbul kesulitan anak kurang menguasai bahasa belanda,maka ditetapkan bahasa Melayusebagai bahasa pengantar disekolah dan gereja.Jenis pendidikan VOC diantaranya: pendidikan dasar, sekolah latin, seminarium theology, akademi pelayaran, sekolah cina.
Dampak positif dari adanya sistem pendidikan VOC yaitu rakyat Indonesia dapat mengenal berbagai jenis pengetahuan yang lebih luas. Mengenai membaca, menulis, berhitung, dan pengetahuan umum. Dan juga bertambah berdiri sekolah terus berkembang sampai sekarang.Sedangkan dampak negatif, berupa sistem pendidikan yang dijalankan VOC adanya sistem diskriminasi yang diberlakukan pihak kompeni dengan melakukan pembatasan sangat tegas antara penduduk bumi putera dengan golongan asing.

8. PENDIDIKAN MASA KOLONIAL BELANDA

Lembaga pendidikan yang didirikan Belanda dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Lembaga pendidikan untuk golongan Eropa(Belanda), yaitu
a. Sekolah Pendidikan Dasar (Europeesche Large School) ELS, dibuka pertama kali di Jakarta 24 februari 1817 dan berkembang pada tahun 1820.Materi yang diajarkan menulis, membaca, berhitung, bahasa Belanda,sejarah dan ilmu bumi.
b. Pendidikan Menengah dan Lanjutan (Horgere Burger School atau HBS). Sebelumnya bernama Gymnasium Willem III dibuka di Batavia tahun 1860, yang merupakan sekolah lanjutan pertamabagi anak Eropa, dengan lama belajar 3 tahun. Dalam perkembangannya berubah nama menjadi HBS dengan lama belajar 5 tahun.

2. Lembaga pendidikan bagi orang pribumi, yaitu
Pada masa pemerintahan Belanda, rakyat Indonesia menderita akibat tanam paksa. Belanda ingin agar tanam paksa ini mendatangkan untung besar agar dapat memperbaiki ekonomi negeri Belanda. Adapun Lemabaga pendidikan diantaranya:
a. Sekolah Dasar Negeri, didirikan di Jepara dan Pasuruan, tahun1849. Bahasa pengantar yang digunakan bahasa melayu. Kemudiaan
b. mengalami perkembangan, dan Sekolah Dasar Bumi Putera dibagi 2 yaitu:

• Sekolah dasar Kelas Satu( De School der Ersete Klasse), yang bertujuan memnuhi kebutuhanakan pegawai pemerintahan, perdagangan, perusahaan
• Sekolah Dasar Kelas Dua (De Schoolen der tweede Klasse), bertujuan memenuhi kebutuhan pendidikan bagi masyarakat umum.
c. Sekolah Raja(Hoofdenschool), didirikandi Tonadano tahun1865, diBandung, Magelang, Porbolinggo tahun 1878. Bertjuan untuk mendidik calon pegawai bumi putera untukkepentinganadministrasi pemerintahan Belanda.

Dalam penyelenggaraan pendidikan adalah
1. pengadaan bangunan sekolah
2. Penyusunan kelas
3. Isi rencana pelajaran:
a. Mata pelajaran berhitung
b. Mata pelajaran mengukur tanah
c. Menggambar dan ilmu pertanian.
4. Murid-murid
5. Tenaga Guru
6. Pengawasan pengajaran
Tujuan pendidikan Pada masa Kolonial Belanda:
Pendidikan dimaksudkan untuk mencetak tenaga terdidik dengan biaya murah dapat digunakan sebagai alat untuk memperkuat kedudukan penjajah , mengabdi kepentingan Belanda

9. PENDIDIKAN MASA POLITIK ETIS di INDONESIA

Pendidikan merupakan awal dari kesejahteraan suatu bangsa. Van Deventer berpendapat bahwa pendidikan merupakan hal penting untuk membalas budi terhadap kebaikan Bangsa Indonesia, dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat sehingga mempunyai pengetahuan dan wawasan luas tentang penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara.Politik etis ini juga tidak terlepas dari kepentingan kolonial Belanda.

Adapun faktor pengahambat pendidikan adalah
a. Bahasa
Dalam penyampaiannya menggunakan Bahasa Belanda, orang pribumi sendiri tidak bisa menangkap bahasa yang digunakan Belanda.
b. Kekurangan Tenaga Guru
Karena banyak sekolah rendah, maka tenaga Guru dibutuhkan semakin banyak
c. Sistem Kurikulum
Belanda membedakan pada tinglkatan pengajaran sekolah. Sekolah kelas I diajarkan bahasa Belanda dengan harapan menjadi pegawai pemerintah, sedangkan kelas II dipersiapkan menjdi tenaga pengajar/guru.
d. Sistem pendidikan disusun berdasar lapisan sosial
- Sekolah desa anak rakyat jelata
- Sekolah kelas II anak yang telah mengenal kebudayaab barat
- Sekolah kelas I (HIS) bagi anak priyayi dan terkemuka

Dampak Pendidikan poltik etis:
(+) Mengenal lembaga pendidikan
Melahirkan tokoh nasioanlis, yang membawa perjuangan rakyat Indonesia. Mereka dari golongan elit pribumi.
(-) Adanya perbedaan kurikulum pada jenjang pendidikan
Adanya diskriminasi pendidikan yang melahirkan tenaga kasar bukan seorang pemikir, menjauhkan dari golongan intelektual.

Ciri-ciri Pendidikan Masa politik Etis
1.Pendidikan merata di seluruh desa, pendidikan dapat dirasakan seluruh masyrakat dari golongan tanpa membedakan.
2.Pendidikan mempunyai jenjang tertentu
Penyelenggaraan pendidikan adalah
Diadakan pada lembaga pendidikan formal. Pendidikan Informal(keluarga) untuk mengajarkan nilai berperan dalam kehidupan setiap harinya.

Adapun lemabaga pendidikan formal, diantaranya:
1.Sekolah kelas Satu
2.Sekolah kelas Dua
3.Sekolah Desa
4.Europe Lagere School (ELS)
5.Holands Chinese School (HCS)
6.Holands Inlandse School (HIS)
7. Meer uitgebreid Lager Onderwijs (MULO)
8. Hogere Burger School (HBS)
9. Algemene Middelbare School (AMS)
Adapun Sumbangan Terhadap Bangsa Indonesia:
*Mengenal adanya lembaga pendidikan
*Pemerataan pendidikan keseluruh desa
*Memberantas buta huruf
*Meningkatkan kesejateraan rakyat
*Mengenal pembagian dan jemjang pendidikan disekolah
*Berkembangnya sekolah swasta
*Mengenal kurikulum

10. PENDIDIKAN ZAMAN JEPANG

Tujuan pendidikan pada masa pendudukan Jepang adalah menyediakan tenaga-tenaga buruh kasar secara Cuma-Cuma (Romusha) dan prajurit untuk membantu peperangan bagi kepentingan Jepang.Atau sering diistilahkan memaksa anak didik Indonesia untuk memiliki jiwa dan semangat sepenuhnya yang bisa mengabdikan diri pada Jepang dan siap untuk menjadi angkatan perang. Para pelajar diharuskan mengikuti latihan phisik dan latihan militer.Dengan semboyan Asia timur Raya atas dasar Kemakmuran Bersama (Common Prosperity) maka semangat Jepang (Nipon Seizin) dimaksudkan disekolah –sekolah. Semua yang ada hubungan dengan Pemerintah Belanda dihancurkan, diantaranya:
a.Pemakaian bahasa Belanda dilarang
b.Pemakaian bahasa Indonesia disemua tingkatansekolah diharuskan
c. Pelajaran bahasa Jepang diharuskan disekolah-sekolah
d. Adat-istiadat dan sejarah Jepang dianggap penting.
Lembaga pendidikan dikembangkan pada masa Pendudukan Jepang:
Sistem pendidikan Jepang terbuka lebar bagi semua golongan penduduk Indonesia, semua mendapat kesempatan sama.

Adapun jenis sekolah pada masa pendudukan Jepang antara lain:
1. Sekolah rakyat, sekolah ini terbuka untuk umum dan semua golongan penduduk.Lama pendidikn 6 tahun
2. Sekolah Menengah Pertama (Shoto Chu Gakko), lama pendidikan 3 tahun.
3. Sekolah Menengah Tinggi, sekolah ini mempunyai pengajarn umum dan ditujukan untuk menyiapkan para pelajar guna melanjutkan pada sekolah tinggi.
4. Sekolah Kejuruan
Merupakan sekolah pertukangan dan sekolah Teknik Menengah. Pada zaman pendudukan Jepang didirikan Sekolah Pelayaran dan sekolah Pelayaran Tinggi di Cirebon.
5. Sekolah Guru
Terdapat 3 jenis sekolah, yaitu sekolah guru 2 tahun (Syoto Sihan Gakko), sekolah guru 4 tahun (Guto Suhan Gakko) dan sekolah Guru 6 tahun (Koto Sihan Gakko)
6. Perguruan Tinggi
Sekolah Kedokteran Tinggi (Ika Dai Gakko) di Jakarta dibuka kembali tahun1943.Sekolah Ahli Obat (Yaku Gakko) di Jakarta, dan sekolah
Kedokteran Gigi (Shika Gakko) di Surabya. Tahun 1944 dibuka Sekolah Tinggi Kedokteran Hewan di Bogor,awal tahun 1945 dibuka kembali Akademi Pemerintahan.
Penyelenggaraan Pendidikan Masa Jepang adalah:
Digunakan untuk kepentingan perang dan untuk melibatkan hasil ekonomi Jepang murid-murid diahruskan membuat pupuk kompas atau ramai-ramai membasmi tikus disawah. Setiap hari murid harus mengucapkan sumpah pelajar dalam bahasa Jepang. Agar bahasa Jepang lebih popular , maka diadakan ujian bahasa Jepang.

Sumbangan Pendidikan Jepang di Indonesia:
a.Diskriminasi dihapus, agar semua lapisan masyarakat mendapat kesempatan sama. B.Bahasa Indonesia berkembang secara luas diseluruh wilayah Indonesia
c. Buku asing diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia.
d.Timbul perasaan rindu dan kemerdikan nasional
e.Adanya pendidikan untuk SD 6 tahun, SLTP 3 Tahun, SMU 3 Tahun.
f. Adanya Upacara Bendera.

11. PERANAN WANITA DALAM LAPANGAN PENDIDIKAN

Pada masa lampau adat istiadat berkuasa dalam masyarakat Indonesia termasuk dengan masalah pendidikan, terutama kaum wanita. Kaum wanita tidak diperkenankan menuntut pelajaran diluar rumah/pergi ke sekolah. Wanita waktu itu tidak boleh mempunyai kemauan sendiri. Masyarakat menganggap bahwa peran laki-lki lebih dominan dibandingkan dengan peran wanita, oleh karena itu wanita ditempatkan dalam posisi lebih rendah. Peran wanita diindektikan dengansemua kegiatan yang berada didalam rumah tanggga, seperti memasak, mengasuh anak, mengurus suami, supaya tercipta sebuah rumah tangga yang tentram dan harmonis, sedangkan peran laki-laki diluar rumah memiliki tugas mencari nafkah bagi keluarga. Pandangan tersebut dianggap suatu yang alamiah dan pada akhirnya wanita kurang memiliki kesempatan berperan aktif dalam kegiatan masyarakat.
Waktu memang sudah ada sekolah, tetapi muridnya hampir semua terdiri dari anak-laki-laki. Bagi anak perempuan pintu sekolah tertutup, hanya beberapa saja yang menuntut pengajaran, dalam kesehariannya wanita hanya membantu Ibu mengurus rumah tangga, tapi ketika remaja mereka dipingit.
Maka wanita Indonesia berusaha mengubah nasib agar lebih baik, mulai memperjuangkan nasib wanita Indonesia dengan berbagai cara, yaitu melalui pendidikan wanita.
Para perintis wanita yaitu: R.A Kartini, Rd. Dewi Sartika, Rohana Kudus.

1. Pandangan, Usaha RA. Kartini:
*Pandangan RA. Kartini:
Pandangannya mengenai pentingnya pendidikan bagi usaHa memajukan bangsa, Ia sangat menghargai pendidikan terutama bai wanita dalam hal moral dan peletak dasar serta untuk pembentukan anak didik. Pendidikan harus dimulai sedini mungkindan dilakukan oleh Ibu. Tujuan pendidikannya sesuai dengan teori pengembangan kebudayaan Ki Hajar Dewantara dalam menghadapi kebudayaan asing.
*Usaha RA. Kartini:
Dalam memperjuangkan emansispasi wanita, Ia bercita-cita untuk menjadi Guru agar dapat mendidik wanita Indonesia dalam hal pendidikan, menganjurkan agar diberikan pendidikan modern, dengan cara; mengambil segi-segi pendidikan yang baik dari luar dan memadukan/mencampur yang baik dari Indonesia agar tercipta pendidikan lebih baik.Ia mendirikan Sekolah Gadis, materi yang diberikan; membaca, menulis, menjahit, merenda,memasak. Dalam perkembangan mulai muncul pendidikan kaum wanita di Pulau jawa, diantaranya: Sekolah Kepandaian Putri atau sekolah gadis di Batavia, Madiun, Semarang, Bogor, Malang, cirebon, Surabaya, Surakarta, Rembang.

2. Pandangan, Usaha Dewi Sartika:
*Pandangan Dewi Sartika:
Cita-citanya juga ingin mengangkat derajat kaum wanita Indonesi dengan jalan memajukan pendidikan dan Ia mulai menyebarakan ilmu pengetahuan kepada wanita terutama bagi para isteri, tujuan hidupnya menyumbangkan tenaga bagi kepentingan nusa dan Bangsa.
*Usaha Dewi Sartika:
Dewi Sartika dalam mewujudkan cita-citnya, Ia mendirikan “Sakola Isteri”. Pada awalnya jumlah murid sedikit, tapi makin lama makin bertambah banyak.Pelajaran yang diberikan adalah membaca, menulis, berhitung, kerajinan wanita.Kemudiaan berganti nama menjadi “Sakola Kautaman Istri” dan untuk memelihara dibentuklah “Yayasan Dewi Sartika”.

3. Pandangan, Usaha Rohana Kuddus:
*Pandangan Rohana Kuddus:
Rohana adalah seorang muslimah yang taat, seorang guru agama, guru kerajinan wanita serta wartawan wanita pertama di Indonesia. Ia mempelopori emansipasi wanita. Ia menghilangkan adat-istiadat kuno dan kolot, yang menghambat kemajuan wanita. Namun dalam usahanya mendapat fitnahan dari masyarakat sampai kemuka pengailan dengan tuduhan membuka berbagai tempat
Pendidikan bagi kaum wanita ia telah berlaku curang dan melanggar adat-istiadat lama, ia dituduh membawa wanita kelembah sesat. Dengasegala kejujuran semua tuduhan dan hinaan berubah menjadi pujian.
*Usaha Rohana Kuddus:
Pada tahun1896 dalam usia 12 tahun sudah mulai perjuangan dibidang pendidikan, Ia lebih dulu dibanding Kartini. Ia mengajar membaca,menulis huruf Arab,Latin pada teman sedesa.Ia.dapat mengajar membaca dan eulis dari pemerintah Belanda.Pada tahun 1905, Ia mendirikanSekolah Gadis di Kota gedang denganajaran kerajinan wanita, kemudiaan tahun 1911 memimpin suatu perkumpulan wanita Minangkabau dengan nama Kerajinan Amai Setia. Tanggal 10 Juli 1912, Ia menerbitkan surat kabar khusus wanita, dengan nama “Soenting Melajoe”. Rohana menjadi pemimpin redaksi dan mencapai kemajua dalam waktu singkat.

Peranan RA. Kartini, Dewi Sartika dan Rohana Kuddus:
Ingin memberikan kunci kemajuan pendidikan, pendidikansifatnya haru non dikriminatif tanpa membedakan jenis kelamin, agama, keturunan, kedudukan sosial.Pendidikn untuk rakyat harus bersiafat nasional meliputi pendidikan formal, pendidikan keluarga, pendidikan luar sekolah.Selain memberikan pengetahuan danketrampilan juga harus dapat mengutamakan pembentukan watak kepribadian anak, kemandirian, mendidik wanita agar tidak tergantung pada orang lain/suami.Memperhatikan kedudukan wanita saat itu secara khusus menyelenggarakan persekolahan bagi kaum wanita. Ia juga ingin adanya persamaan hak dengan kaum pria, seperti pendidikan dari tingkat bawah samapai setinggi-tingginya terbuka lebar bagi kaum wanita, baik juga di pekerjaan maupun kedudukan dalam lembaga kenegaraan, dan instansi.


12 PENDIDIKAN MUHAMMDIYAH

Organisasi Muhammdiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Yogyarta pada tanggal 8 julhijah 1330 atau 18 November 1912 yang dibantu oleh:
1. H. Sujak
2. H. Fachruddin
3. H. Tamim
4. H. Hisyam
5. H. Syarkawi
6. H. Abdulgani

Adapun faktor pendoronguntuk mendirikan Muhammdiyah, diantaranya:
1. Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Quran dan Hadis atau Sunah
2. Kemiskinan menimpa rakyat Indonesia, sebagian besar mata pencaharian penduduk adalah bertani dan buruh, sedangkan orang kaya mementingkan diri sendiri, sehingga lupa zakat untuk orang miskin
3. Kegagalan sebagian lembaga-lembaga menjadikan Islam dalam menghasilkan kader Islam tidak sesuai pekembangan zaman
4. Tidak ada pesatuan dan kesatuan antara umat Islam, akibat tidak tegak ukuwwah Islamiyah serta tiadanya organisasi Islam yang kuat.
5. Adanya tantangan dan sikap acuh tak acuh dikalangan intektual tehadap agama Islam.
Tujuan dan usaha berdirinya untuk memperluas dan mempertinggi agama Islam modern serta memperteguh keyakinan tentang agama Islam,sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dan mengusahakan pembaharuan dalam islam dengan pengabdian diberbagai bidang kehidupan, seperti dibidang pendidikan dan pengajaran, sosial, keagamaan, kewanitaan, kepemudaan dan politik.Sedangkan usahanya; ingin m endirikan sekolah di seluruh Indonesia dengan pengajaran agama Islam, kurikulum modern, mendirikan rumah sakit yatimpiatu, rumah perkumpuln kepanduan.

Prinsip dan Dasar Pendidikan Muhammdiyah:
1. Prinsip Muhammdiyah:
a. Tauhid
b. Pencerahan Umat
c. Menggembirakan amal salih
d. Kerjasama untuk kebajikan
e. Tidak berpoltik praktis
2. Dasar Pendidikan Muhammdiyah:
a. Kemasyarakatan
b. Tajdid
c. Aktifitas
d. Kreativitas
e. Optimisme

Sistem pendidikan Muhammdiyah dengan menggunakan sistem pendidikan model barat, terutama pengetahuan umum dan memadukan ajaran Islam/pendidikan tradisional(pesantren).
Penyelenggaraan pendidikan Muhammdiyah dilakukan pada
*zaman Belanda: untuk membendung gerakan Misi dan Zending di Yogyakarta dan Jawa Tengah
*zaman Jepang: Banyak gedung sekolah/tempat umat Islam berkumpul dirampas oleh Jepang,karena maih digunakan sebagai markas.
*zaman kemerdekaan: Sangat menguntungkan, karena lebih bekembang, mempunyai bagian-bagian sebagai berikut: Madrasah Ibtidayah, Tsanawiyah, Diniyah, Mu’llimin, TK, SD, SMEP, SMEA, SMA, SMOA, SKKP, SKKA, IKIP, SPG, PGA, SGTK.
Hambatan yang dihadapi Pendidikan Muhammdiyah, diantaranya:
Guru pengajar yang tidak tetap, gedung sekolah Muhammdiyah di kota sempit, kurang tanah dan dana untuk membangugedung, latar belakangsosial Islam berbeda atu sama lain.
Usaha untuk mengatasi hambatan itu adalah melakukan pemurnian pendidikanMuhammmdiyah, menciptakan lingkungan pendidikanyang baik, diadakan latihan bidang keilmuan, mengembangkan sistem pondok pesantren.
Sumbangan Pendidikan Muhammdiyah, diantaranya bidang pendidikan(diarahkan masalah kehidupan setiap hari umat Islam), bidang agama(bimbingan dan penyuluhan agama dalam masalah bersifat pribadi), bidang sosial(mendirikan rumah sakit,poliklinik, rumah yatim piatu)
Pengabdian Muhammdiyah, diantaranya:
Bidang pendidikan, sosial, keagamaan, kewanitaan, kepemudaan, politik.
MENURUT PENDAPAT SAYA, HAL YANG PALING MENARIK adalah:
“ PERANAN WANITA DALAM LAPANGAN PENDIDIKAN”
Pada masa lampau peran wanita sangat terbatas, karena masih berpegang pada adat-istiadat yang masih membelenggu kehidupan.Kedudukan wanita dengan kaum pria sangat berbeda, peran laki-laki diluar rumah tangga memiliki tugas mencari nafkah bagi keluarga, sedangka peran wanita difokuskan pada semua kegiatan dilingkungan rumah tangga, seperti memasak, mengurus rumah tangga, mengauh anak.Pengajaran dijauhkan dari kaum wanita, macam ilmupun tidak boleh diterimanya.Apalagi kalau sudah menginjak masa remaja-dikawinkan-gadis tidak boleh keluar rumah. Dengan hal demikian itu, maka timbul usaha untuk mengubah kedudukan wanita Indonesia, nasib wanita sangat diperjuangkan ,agar mendapat perbaikan sepenuhnya. Pendidikan sebagai jalan paling baik, yaitu menjunjung wanita dari kesengsaraan dan penghinaan.
Tokoh wanita RA. Kartini, Dewi Sartika dan Rohana Kuddus, berperan dalam menjunjung harkat dan martabat wanita, agar sejajar dengan kaum pria dan juga memperjuangkan emansipasi wanita dengan mendirikan sekolah-sekolah.Pendidika diberikan pada semua orang tanpa membeda-bedkan , pendidika bersifat nasional dan memberikan pengetahuan dan ketrampilan untuk pembentukan kepribadian dan watak anak-anak. Yang bertujuan memajukan pendidikan dan kebudayaan Indonesia. Bahan pengajaran seperti ; membaca, menulis, berhitung dan kerajinan wanita kaum wanita .
Tanpa perjuangan RA.Kartini, Dewi Sartika dan Rohana Kuddus, mungkin kedudukan wanita tidak akan berubah sampai sekarang ini. Masih tetap terbelenggu adat-istiadat yang kuno. Hasil dari perjuangan dapat kita rasakan sekarang ini, peran wanita sangat tebuka lebar dalam lembaga kenegaraan dan instansi-instansi. Hal ini tebukti ada tokoh wanita, sebagai pemimpin Negara Indonesia.

13 Pendidikan Mohamad Syafei
Mohamad Syafei adalah seeorang tokoh yang mengingiinkan kemajuan bagi bangsa Indonesia, Beliau berjuang keras agar apa yang dicita-citakan dapat tercapai. Cita-cita dia yaitu ingin memajukan kesejahteraan rakyat dan melatih seseorang untuk hidup mandiri maka jalan yang ditempuh adalah dengan pendidikan. Usaha Beliau antara lain: mendirikan sekolah bagi masyarakat pribumi yang diberi nama INS. Beliau memadukan pendidikan model barat dengan model pendidikan daerah, pendapatnya mengenai pendidikan adalah bahwa seorang murid tidak hanya dibekali dengan Intelektual saja tapi juga dibekali keterampilan sehingga disekolah tesebut ada mata pelajaran keahlian(keterampilan). Hal ini diharapkan setelah lulus dari sekolah, siswa mempunyai modal untuk mencari lapangan pekerjaan. Jadi tidak hanya dibekali dengan ilmu pengetahuan saja tapi juga dibekali keterampilan. Model dan metode pendidikan Mohamad Syafei ada dua cara yaitu:
o Dengan cara individu
Siswa dilatih satu peersatu oleh guru yang mengajar
o Dengan sistem klasikal
Siswa dilatih oleh guru dalam kelas secara bersamaan
Sumbangan pendidikan Mohamad Syafei ini masih sangat terasa saat sekarang yaitu adanya sekolah yang bergerak dalam bidang keterampilan, seperti SMKK dan STM. Hal ini mrupakan sumbangan yang masih ada sampai sekarrang.

14. Sistem Pendidikan Nasional Menurut UU Nomor 2 tahun1989
a) Dasar dari pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional tahun 1989 adalah pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
b) Fungsi dari Sistem Pendidikan Nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan martabat manusia Indonesia
c) Tujuan dari sistem pendidikan Naasional 1989 yyaitu mencerdaskan kehidupan dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya
d) Penyelenggaraan pendidikan sekolah melalui dua jalur yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah dan yang melaksanaan pendidikan adalah pemerintahan dan swasta.
e) Kurikulum Sistem Pendidikan Nasional 1989 disusun untuk mewujudkan peserta didik dan kesesuaian dengan lingkungan, kebutuhann pembangunan nasional dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai denngan jenjang masing-masing satuan pendidikan.

15. Sistem Pendidikan Nasional 2003

Karena pendidikan penting artinya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus untuk meningkatkan kesejahteraan hidup maka perlu suatu system ddalamnya, yyang mengatur tentang pendidikan agar pendidikan mengalami peningkatan termasuk system pendidikan di Indonesia karena dalam bidang pendidikan Indonesia mengalami ketinggalan dari Negara Asia dan Eropa.
Perbaikan pendidikan yang ditandai dengan dikeluarkan RUU SISDIKNAS 2003 pada kenyataannya belum seperti yang diharapkan karena mengandung beberapa keelemahan terutama pengindahan UUD1945 dan Pancasila serta tujuan pendidikan nasional yang berbunyi : mencerdaskaan kehidupan bangsa. Tujuan ini merupakan visi dasar dari tujuan pPendidikan Nasiional yang harrus digunakan dalam menyusun setiap UU Pendidikan .
Sebagian besar isi RUU SISDIKNAS 2003 yang menekankan pada muatan agama dan terlalu besar campur tangan pemerintah dalam pendidikan ssehingga masyarakat sedikit merupakan

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Pendudikan setelah jaman purba ko ngga ada sih yanh jelas gitu