Labels

100 Tokoh Dunia (97) Alam (28) Alien (9) Artikel (266) Binatang (18) Catatanku (17) Do"a (7) Download (6) FACEBOOK (8) Fakta (20) Film (23) Foto (91) GaMe (3) Handphone (6) Imsakiyah (17) Indonesiaku (3) Internet (11) Islam (174) Kata2 (5) Kenapa? (9) Kesehatan (24) Kisah (35) Kisah 25 Nabi (22) Komputer (12) Lelucon (33) Minangkabau (21) Misteri (73) Musik (9) Nusantara (1) Olah Raga (17) Pendidikan (2) Photoshop (86) Puisi (14) Renungan (37) Sejarah (109) Teknologi (13) Tips n Trik (16) Tokoh (165) Tour De Singkarak 2011 (7) Tour De Singkarak 2013 (1) TV (7) Unik n Kreatif (286) Video (7) Widget (1)
Home » » SEJARAH AL-QURAN

SEJARAH AL-QURAN


Al-Qur’ān adalah kitab suci agama Islam. Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an merupakan puncak dan penutup wahyu Allah yang diperuntukkan bagi manusia, dan bagian dari rukun iman, yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, melalui perantaraan Malaikat Jibril.Kemurnian Kitab Al-Quran ini dijamin langsung oleh Allah, yaitu Dzat yang menciptakan dan menurunkan Al-Quran itu sendiri.

Dan pada kenyataannya kita bisa melihat, satu-satunya kitab yang mudah dipelajari bahkan sampai dihafal oleh jutaan umat Islam diseluruh dunia.Al-Qur'an memberikan dorongan yang besar untuk mempelajari sejarah dengan secara adil, objektif dan tidak memihak. Dengan demikian tradisi sains Islam sepenuhnya mengambil inspirasi dari Al-Qur'an, sehingga umat Muslim mampu membuat sistematika penulisan sejarah yang lebih mendekati landasan penanggalan astronomis.

Penurunan Al-QuranAl-Qur'an tidak turun sekaligus. Al-Qur'an turun secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Oleh para ulama membagi masa turun ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu periode Mekkah dan periode Madinah.

Periode Mekkah berlangsung selama 12 tahun masa kenabian Rasulullah SAW dan surat-surat yang turun pada waktu ini tergolong surat Makkiyyah.

Sedangkan periode Madinah yang dimulai sejak peristiwa hijrah berlangsung selama 10 tahun dan surat yang turun pada kurun waktu ini disebut surat Madaniyah.

Pengumpulan Al-Qur’an dalam satu mushaf setidaknya memiliki tiga fase, yaitu penulisan Al-Quran yaitu:
- Pencatatan Al-Qur'an di masa Nabi
- Pengumpulan Al-Qur’an di masa Abu Bakar
- Di masa Ustman bin Affan dalam satu mushaf

Pengumpulan Al-Qur'an di masa Rasullulah SAW

Pengumpulan Al-Qur’an pada zaman Rasulullah Saw dilakukan dengan dua cara yaitu:

- Menghafalnya ( Jam'u fis Sudur) Para sahabat langsung menghafalnya setiap kali Rasulullah Saw menerima wahyu. Hal ini bisa dilakukan oleh mereka dengan mudah terkait dengan kultur (budaya) orang arab yang menjaga Turast (peninggalan nenek moyang mereka diantaranya berupa syair atau cerita) dengan media hafalan dan mereka sangat terkenal daya hafalannya

- Mencatat (Jam'u fis Suthur) Setiap turun wahyu kepada Nabi, beliau selalu membacakannya kepada para sahabat dan menyuruh mereka untuk menuliskannya sembari melarang para sahabat untuk menulis hadis-hadis beliau karena khawatir akan bercampur dengan Al-Qur’an.

Pada masa ketika Nabi Muhammad SAW masih hidup, terdapat beberapa orang yang ditunjuk untuk menuliskan Al Qur'an yakni Zaid bin Tsabit, Ali bin Abi Talib, Muawiyah bin Abu Sufyan dan Ubay bin Kaab. Sahabat yang lain juga kerap menuliskan wahyu tersebut walau tidak diperintahkan. Media penulisan yang digunakan saat itu berupa pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana, potongan tulang belulang binatang. Di samping itu banyak juga sahabat-sahabat langsung menghafalkan ayat-ayat Al-Qur'an setelah wahyu diturunkan.Pengumpulan Al-Qur'an di masa Khulafaur Rasyidin

Pada masa pemerintahan Abu Bakar

Pada masa kekhalifahan Abu Bakar, terjadi beberapa pertempuran (dalam perang yang dikenal dengan nama perang Ridda) yang mengakibatkan tewasnya beberapa penghafal Al-Qur'an dalam jumlah yang signifikan. Umar bin Khattab yang saat itu merasa sangat khawatir akan keadaan tersebut lantas meminta kepada Abu Bakar untuk mengumpulkan seluruh tulisan Al-Qur'an yang saat itu tersebar di antara para sahabat. Abu Bakar lantas memerintahkan Zaid bin Tsabit sebagai koordinator pelaksaan tugas tersebut. Setelah pekerjaan tersebut selesai dan Al-Qur'an tersusun secara rapi dalam satu mushaf, hasilnya diserahkan kepada Abu Bakar. Abu Bakar menyimpan mushaf tersebut hingga wafatnya kemudian mushaf tersebut berpindah kepada Umar sebagai khalifah penerusnya, selanjutnya mushaf dipegang oleh anaknya yakni Hafsah.

Pada masa pemerintahan Utsman bin Affan

Pada masa pemerintahan khalifah ke-3 yakni Utsman bin Affan, terdapat keragaman dalam cara pembacaan Al-Qur'an (qira'at) yang disebabkan oleh adanya perbedaan dialek (lahjah) antar suku yang berasal dari daerah berbeda-beda. Hal ini menimbulkan kekhawatiran Utsman sehingga ia mengambil kebijakan untuk membuat sebuah mushaf standar (menyalin mushaf yang dipegang Hafsah) yang ditulis dengan sebuah jenis penulisan yang baku.

Standar tersebut, yang kemudian dikenal dengan istilah cara penulisan (rasam) Utsmani yang digunakan hingga saat ini. Bersamaan dengan standarisasi ini, seluruh mushaf yang berbeda dengan standar yang dihasilkan diperintahkan untuk dimusnahkan (dibakar). Dengan proses ini Utsman berhasil mencegah bahaya laten terjadinya perselisihan di antara umat Islam di masa depan dalam penulisan dan pembacaan Al-Qur'an.

Mengutip hadist riwayat Ibnu Abi Dawud dalam Al-Mashahif, dengan sanad yang shahih: Suwaid bin Ghaflah berkata, "Ali mengatakan: Katakanlah segala yang baik tentang Utsman. Demi Allah, apa yang telah dilakukannya mengenai mushaf-mushaf Al Qur'an sudah atas persetujuan kami.

Utsman berkata, 'Bagaimana pendapatmu tentang isu qira'at ini? Saya mendapat berita bahwa sebagian mereka mengatakan bahwa qira'atnya lebih baik dari qira'at orang lain. Ini hampir menjadi suatu kekufuran'. Kami berkata, 'Bagaimana pendapatmu?' Ia menjawab, 'Aku berpendapat agar umat bersatu pada satu mushaf, sehingga tidak terjadi lagi perpecahan dan perselisihan.' Kami berkata, 'Pendapatmu sangat baik'."Menurut Syaikh Manna' Al-Qaththan dalam Mahabits fi 'Ulum Al Qur'an, keterangan ini menunjukkan bahwa apa yang dilakukan Utsman telah disepakati oleh para sahabat.

Demikianlah selanjutnya Utsman mengirim utusan kepada Hafsah untuk meminjam mushaf Abu Bakar yang ada padanya. Lalu Utsman memanggil Zaid bin Tsabit Al-Anshari dan tiga orang Quraish, yaitu Abdullah bin Az-Zubair, Said bin Al-Ash dan Abdurrahman bin Al-Harits bin Hisyam.

Ia memerintahkan mereka agar menyalin dan memperbanyak mushaf, dan jika ada perbedaan antara Zaid dengan ketiga orang Quraish tersebut, hendaklah ditulis dalam bahasa Quraish karena Al Qur'an turun dalam dialek bahasa mereka. Setelah mengembalikan lembaran-lembaran asli kepada Hafsah, ia mengirimkan tujuh buah mushaf, yaitu ke Mekkah, Syam, Yaman, Bahrain, Bashrah, Kufah, dan sebuah ditahan di Madinah.

HADITS SHAHIH (kuat kebenarannya) TENTANG PROSES TURUNNYA AL QURAN

Aisyah radliallahu 'anha isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata; Peristiwa awal turunnya wahyu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah diawali dengan Ar Ru`yah Ash Shadiqah (mimpi yang benar) di dalam tidur. Tidaklah beliau bermimpi, kecuali yang beliau lihat adalah sesuatu yang menyerupai belahan cahaya subuh. Dan di dalam dirinya dimasukkan perasaan untuk selalu ingin menyendiri. Maka beliau pun memutuskan untuk berdiam diri di dalam gua Hira`, beribadah di dalamnya pada malam hari selama beberapa hari dan untuk itu, beliau membawa bekal. Setelah perbekalannya habis, maka beliau kembali dan mengambil bekal. Begitulah seterusnya sehingga kebenaran pun datang pada beliau, yakni saat beliau berada di dalam gua Hira`.

Malaikat mendatanginya seraya berkata, Bacalah. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, Aku tidak bisa membaca. Beliau menjelaskan: Lalu Malaikat itu pun menarik dan menutupiku, hingga aku pun merasa kesusahan. Kemudian Malaikat itu kembali lagi padaku dan berkata, 'Bacalah.' Aku menjawab, 'Aku tidak bisa membaca.' Malaikat itu menarikku kembali dan mendekapku hingga aku merasa kesulitan, lalu memerintahkan kepadaku untuk kedua kalinya seraya berkata, 'Bacalah.' Aku menjawab, 'Aku tidak bisa membaca.' Ia menarik lagi dan mendekapku ketiga kalinya hingga aku merasa kesusahan. Kemudian Malaikat itu menyuruhku kembali seraya membaca, 'IQRA` BISMIKAL LADZII KHALAQ, KHALAQAL INSAANA MIN 'ALAQ IQRA` WA RABBUKAL AKRAM ALLADZII 'ALLAMAL BIL QALAM.. -hingga- 'ALLAMAL INSAANA MAA LAM YA'LAM.'

Maka dengan badan yang menggigil, akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kembali kepada Khadijah seraya berkata, Selimutilah aku..selimutilah aku. Hingga perasaan takut beliau pun hilang. Setelah itu, beliau berkata kepada Khadijah, Wahai Khadijah, apa yang terjadi denganku, sungguh aku merasa khawatir atas diriku sendiri. Akhirnya, beliau pun menuturkan kejadian yang beliau alami. Khadijah berkata, Tidak. Bergembiralah engkau. Demi Allah, Allah tidak akan mencelakakanmu demi selama-lamanya. Sesungguhnya engkau benar-benar seorang yang senantiasa menyambung silaturahmi, seorang yang jujur kata-katanya, menolong yang lemah, memberi kepada orang yang tak punya, engkau juga memuliakan tamu dan membela kebenaran.

Akhirnya Khadijah pergi dengan membawa beliau hingga bertemu dengan Waraqah bin Naufal, ia adalah anak pamannya Khadijah, yakni saudara bapaknya. An Naufal adalah seorang penganut agama Nashrani pada masa Jahiliyah. Ia seorang yang menulis kitab Arab. Ia menulis dari kitab Injil dengan bahasa Arab. Saat itu, ia telah menjadi syeikh yang tua renta lagi buta. Khadijah berkata padanya, Wahai anak pamanku. Dengarkanlah tuturan dari anak saudaramu. Waraqah berkata, Wahai anak pamanku apa yang telah kamu lihat? Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun mengabarkan padanya tentang kejadian yang telah beliau alami.

Kemudian Waraqah pun berkata, Ini adalah Namus yang pernah diturunkan kepada Musa. Sekiranya aku masih muda, dan sekiranya aku masih hidup... ia mengatakan beberapa kalimat. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: Apakah mereka akan mengusirku? Waraqah menjawab, Ya, tidak ada seorang pun yang datang dengan membawa seperti apa yang kamu bawa, kecuali ia akan disakiti. Dan sekiranya aku masih mendapati hari itu, niscaya aku akan menolongmu dengan pertolongan yang hebat. Tidak lama kemudian, Waraqah pun meninggal, sementara wahyu terputus hingga membuat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedih. (HR:Bukhari |Shahih| Kitab:Tafsir Al Quran| No:4572 )

Ibnu Abbas RA menyatakan ttg firman Allah: "LAA TUHARRIK LISAANAKA LITAJALA BIHI"( Jgnlah kamu gerakkan lidahmu untuk membaca Al Quraan krn hendak cepat2 menguasainya). Ia berkata: "Rasulullah SAW.selalu melakukannya pd waktu turunnya wahyu dg kuatnya, yakni beliau selalu menggerak2kan bibir beliau". Lalu Ibnu Abbas berkata: "Dan sayapun menggerak2kan ke2 bibir sbgmn Rasulullah SAW. menggerak2nnya. Maka Allah Azza wa Jalla (Yg Maha mulia dan Mahaperkasa) menurunkan ayat: "LAA TUHARRIK LISAANAKA LITAJALA BIHI;INNA ALAINAA JAMAHU WA QUR-AANAHU"(Jgnlah kamu gerakkan lidahmu untuk membaca Alquran krn hendak cepat2 menguasainya.

Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (didadamu) dan (membuat pandai membacanya.) Ia berkata: "Allah mengumpulkan Al Quraan kpdmu didalam dadamu dan membacanya: "FA IDZAA QARANAAHU FATTABI QURAANAHU" (Apabila Kami telah selesai membcanya, maka ikutilah bacaannya itu). Ia berkata: "Dengarkan dan perhatikanlah, kemudian: "TSUMMA INNA ALAINAA BAYAANAH". (Kemudian atas tanggung Kamilah penjelasannya). Sesudah itu apabila Jibril datang kepada Rasulullah SAW. maka beliau mendengarkan. Apabila Jibril pergi, maka Nabi SAW. membaca wahyu sebagaimana Jibril membacanya.(HR.Bukhari|Shahih| Kitab: iman/shahih/no5)

Al Bara' RA berkata; surat yang paling terakhir kali turun secara sempurna adalah surat Al Bara'ah. Dan surat penutup yang paling terakhir kali turun adalah surat An Nisa yang berbunyi; Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah. (QS. Annisa'; 176). (HR:Bukhari |Shahih| Kitab:Peperangan | No:4016)

Anas bin Malik ia berkata; Utsman memerintahkan kepada Zaid bin Tsabit, Sa'id bin Al 'Ash, Abdullah bin Zubair dan Abdurrahman bin Al Harits bin Hisyam untuk menyalin Al Qur`an ke dalam Mushaf (pembukuan Alquran). Dan Utsman berkata pada mereka, Jika kalian berselisih dengan Zaid dalam masalah bahasa Arab Al Qur`an, maka tulislah berdasarkan lisannya bangsa Quraisy, sebab Al Qur`an dengan bahasa mereka. Maka mereka pun melakukannya.(HR:Bukhari|Shahih|Kitab:Keutamaan Al-Quran|no 4601)

Anas bin Malik berkata Hudzaifah bin Al Yamani datang kepada Utsman setelah sebelumnya memerangi Ahlus Syam yakni pada saat penaklukan Armenia dan Azerbaijan bersama penduduk Irak. Dan ternyata perselisihan mereka dalam Qira`ah mengejutkan Hudzaifah. Maka Hudzaifah pun berkata kepada Utsman, "Rangkullah ummat ini sebelum mereka berselisih tentang Al Qur`an sebagaimana perselisihan yang telah terjadi pada kaum Yahudi dan Nasrani." Akhirnya, Utsman mengirim surat kepada Hafshah yang berisikan, "Tolong, kirimkanlah lembaran alquran kepada kami, agar kami dapat segera menyalinnya ke dalam lembaran yang lain, lalu kami akan segera mengembalikannya pada Anda." Maka Hafshah pun mengirimkannya kepada Utsman. Lalu Utsman memerintahkan kepada Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Sa'id bin Al Ash dan Abdurrahman bin Al Harits bin Hisyam, sehingga mereka pun menyalinnya ke dalam lembaran shuhuf yang lain. Utsman berkata kepada tiga orang Quraisy dari mereka, "Jika kalian berselisih dengan Zaid bin Tsabit terkait dengan Al Qur`an, maka tulislah dengan bahasa Quraisy, sebab Al Qur`an turun dengan bahasa mereka." Kemudian mereka mengindahkan perintah itu hingga penyalinan selesai dan Utsman pun mengembalikannya ke Hafshah. Setelah itu, Utsman mengirimkan sejumlah Shuhuf yang telah disalin ke berbagai penjuru negeri kaum muslimin, dan memerintahkan untuk membakar Al Qur`an yang terdapat pada selain Shuhuf tersebut. Ibnu Syihab berkata; Kharijah bin Zaid telah mengabarkan kepadaku bahwa ia mendengar Zaid bin Tsabit berkata, "Kami kehilangan satu ayat dari surat Al Ahzab saat kami menyalinnya, yang sungguh aku telah mendengarnya langsung dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat beliau membacanya. Lalu kami pun mencarinya, dan ternyata kami menemukannya pada Khuzaimah bin Tsabit Al Anshari. Yakni ayat, "MINAL MUKMINIINA RIJAALUN SHADAQUU MAA 'AAHADUU ALLAAHA 'ALAIHI." Maka kami pun menggabungkannya di dalam mushhaf.(HR.Bukhari|Shahih|Kitab:Keutamaan Al Quran|No:4604)

Dhālika Al-Kitābu Lā Rayba Fīhi Hudáan Lilmuttaqīna (QS:Al-Baqarah:2) artinya : Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa"

(Al Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (QS:Ali-Imran/3:138)

Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al Qur'an ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran.(QS:Az-Zumar/39:27)

(Al Qur'an) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengannya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran. (QS: Ibrahim/14:52)

DAFTAR ISI AL-QURAN
No - Nama Surah - Arti Nama - Jumlah Ayat - Tempat Turun - Urutan Turunnya wahyu
    1 - Surah Al-Fatihah - Pembukaan - 7 - Mekkah - 5
    2 - Surah Al-Baqarah - Sapi Betina - 286 - Madinah - 87
    3 - Surah Ali 'Imran - Keluarga 'Imran - 200 - Madinah - 89
    4 - Surah An-Nisa' - Wanita - 176 - Madinah - 92
    5 - Surah Al-Ma'idah - Jamuan (hidangan makanan) - 120 - Madinah - 112
    6 - Surah Al-An'am - Binatang Ternak - 165 - Mekkah - 55
    7 - Surah Al-A’raf - Tempat yang tertinggi - 206 - Mekkah - 39
    8 - Surah Al-Anfal - Harta rampasan perang - 75 - Madinah - 88
    9 - Surah At-Taubah - Pengampunan - 129 - Madinah - 113
  10 - Surah Yunus - Nabi Yunus - 109 - Mekkah - 51
  11 - Surah Hud - Nabi Hud - 123 - Mekkah - 52
  12 - Surah Yusuf - Nabi Yusuf - 111 - Mekkah - 53
  13 - Surah Ar-Ra’d - Guruh (petir) - 43 - Mekkah - 96
  14 - Surah Ibrahim - Nabi Ibrahim - 52 - Mekkah - 72
  15 - Surah Al-Hijr - Al Hijr (nama gunung) - 99 - Mekkah - 54
  16 - Surah An-Nahl - Lebah - 128 - Mekkah - 70
  17 - Surah Al-Isra' - Memperjalankan di waktu malam - 111 - Mekkah - 50
  18 - Surah Al-Kahf - Penghuni-penghuni gua - 110 - Mekkah - 69
  19 - Surah Maryam - Maryam (Maria) - 98 - Mekkah - 44
  20 - Surah Ta Ha - Ta Ha - 135 - Mekkah - 45
  21 - Surah Al-Anbiya - Nabi-Nabi - 112 - Mekkah - 73
  22 - Surah Al-Hajj - Haji - 78 - Madinah & Makkah - 103
  23 - Surah Al-Mu’minun - Orang-orang mukmin - 118 - Mekkah - 74
  24 - Surah An-Nur - Cahaya - 64 - Madinah - 102
  25 - Surah Al-Furqan - Pembeda - 77 - Mekkah - 42
  26 - Surah Asy-Syu'ara' - Penyair - 227 - Mekkah - 47
  27 - Surah An-Naml - Semut - 93 - Mekkah - 48
  28 - Surah Al-Qasas - Cerita - 88 - Mekkah - 49
  29 - Surah Al-'Ankabut - Laba-laba - 69 - Mekkah - 85
  30 - Surah Ar-Rum - Bangsa Romawi - 60 - Mekkah - 84
  31 - Surah Luqman - Keluarga Luqman - 34 - Mekkah - 57
  32 - Surah As-Sajdah - Sajdah - 30 - Mekkah - 75
  33 - Surah Al-Ahzab - Golongan-Golongan yang bersekutu - 73 - Madinah - 90
  34 - Surah Saba’ - Kaum Saba' - 54 - Mekkah - 58
  35 - Surah Fatir - Pencipta - 45 - Mekkah - 43
  36 - Surah Ya Sin - Yaasiin - 83 - Mekkah - 41
  37 - Surah As-Saffat - Barisan-barisan - 182 - Mekkah - 56
  38 - Surah Sad - Shaad - 88 - Mekkah - 38
  39 - Surah Az-Zumar - Rombongan-rombongan - 75 - Mekkah - 59
  40 - Surah Al-Mu’min - Orang yg Beriman - 85 - Mekkah - 60
  41 - Surah Fussilat - Yang dijelaskan - 54 - Mekkah - 61
  42 - Surah Asy-Syura - Musyawarah - 53 - Mekkah - 62
  43 - Surah Az-Zukhruf - Perhiasan - 89 - Mekkah - 63
  44 - Surah Ad-Dukhan - Kabut - 59 - Mekkah - 64
  45 - Surah Al-Jasiyah - Yang bertekuk lutut - 37 - Mekkah - 65
  46 - Surah Al-Ahqaf - Bukit-bukit pasir - 35 - Mekkah - 66
  47 - Surah Muhammad - Muhammad - 38 - Madinah - 95
  48 - Surah Al-Fath - Kemenangan - 29 - Madinah - 111
  49 - Surah Al-Hujurat - Kamar-kamar - 18 - Madinah - 106
  50 - Surah Qaf - Qaaf - 45 - Mekkah - 34
  51 - Surah Az-Zariyat - Angin yang menerbangkan - 60 - Mekkah - 67
  52 - Surah At-Tur - Bukit - 49 - Mekkah - 76
  53 - Surah An-Najm - Bintang - 62 - Mekkah - 23
  54 - Surah Al-Qamar - Bulan - 55 - Mekkah - 37
  55 - Surah Ar-Rahman - Yang Maha Pemurah - 78 - Madinah & Mekkah - 97
  56 - Surah Al-Waqi’ah - Hari Kiamat - 96 - Mekkah - 46
  57 - Surah Al-Hadid - Besi - 29 - Madinah - 94
  58 - Surah Al-Mujadilah - Wanita yang mengajukan gugatan - 22 - Madinah - 105
  59 - Surah Al-Hasyr - Pengusiran - 24 - Madinah - 101
  60 - Surah Al-Mumtahanah - Wanita yang diuji - 13 - Madinah - 91
  61 - Surah As-Saff - Satu barisan - 14 - Madinah - 109
  62 - Surah Al-Jumu’ah - Hari Jum’at - 11 - Madinah - 110
  63 - Surah Al-Munafiqun - Orang-orang yang munafik - 11 - Madinah - 104
  64 - Surah At-Tagabun - Hari dinampakkan kesalahan-kesalahan - 18 - Madinah - 108
  65 - Surah At-Talaq - Talak - 12 - Madinah - 99
  66 - Surah At-Tahrim - Mengharamkan - 12 - Madinah - 107
  67 - Surah Al-Mulk - Kerajaan - 30 - Mekkah - 77
  68 - Surah Al-Qalam - Pena - 52 - Mekkah - 2
  69 - Surah Al-Haqqah - Hari kiamat - 52 - Mekkah - 78
  70 - Surah Al-Ma’arij - Tempat naik - 44 - Mekkah - 79
  71 - Surah Nuh - Nuh - 28 - Mekkah - 71
  72 - Surah Al-Jinn - Jin - 28 - Mekkah - 40
  73 - Surah Al-Muzzammil - Orang yang berselimut - 20 - Mekkah - 3
  74 - Surah Al-Muddassir - Orang yang berkemul - 56 - Mekkah - 4
  75 - Surah Al-Qiyamah - Hari Kiamat - 40 - Mekkah - 31
  76 - Surah Al-Insan - Manusia - 31 - Madinah - 98
  77 - Surah Al-Mursalat - Malaikat-Malaikat Yang Diutus - 50 - Mekkah - 33
  78 - Surah An-Naba’ - Berita besar - 40 - Mekkah - 80
  79 - Surah An-Nazi’at - Malaikat-Malaikat Yang Mencabut - 46 - Mekkah - 81
  80 - Surah 'Abasa - Ia Bermuka masam - 42 - Mekkah - 24
  81 - Surah At-Takwir - Menggulung - 29 - Mekkah - 7
  82 - Surah Al-Infitar - Terbelah - 19 - Mekkah - 82
  83 - Surah Al-Tatfif - Orang-orang yang curang - 36 - Mekkah - 86
  84 - Surah Al-Insyiqaq - Terbelah - 25 - Mekkah - 83
  85 - Surah Al-Buruj - Gugusan bintang - 22 - Mekkah - 27
  86 - Surah At-Tariq - Yang datang di malam hari - 17 - Mekkah - 36
  87 - Surah Al-A’la - Yang paling tinggi - 19 - Mekkah - 8
  88 - Surah Al-Gasyiyah - Hari Pembalasan - 26 - Mekkah - 68
  89 - Surah Al-Fajr - Fajar - 30 - Mekkah - 10
  90 - Surah Al-Balad - Negeri - 20 - Mekkah - 35
  91 - Surah Asy-Syams - Matahari - 15 - Mekkah - 26
  92 - Surah Al-Lail - Malam - 21 - Mekkah - 9
  93 - Surah Ad-Duha - Waktu matahari sepenggalahan naik (Dhuha) - 11 - Mekkah - 11
  94 - Surah Al-Insyirah - Melapangkan - 8 - Mekkah - 12
  95 - Surah At-Tin - Buah Tin - 8 - Mekkah - 28
  96 - Surah Al-'Alaq - Segumpal Darah - 19 - Mekkah - 1
  97 - Surah Al-Qadr - Kemuliaan - 5 - Mekkah - 25
  98 - Surah Al-Bayyinah - Pembuktian - 8 - Madinah - 100
  99 - Surah Az-Zalzalah - Kegoncangan - 8 - Mekkah - 93
100 - Surah Al-'Adiyat - Berlari kencang - 11 - Mekkah - 14
101 - Surah Al-Qari'ah - Hari Kiamat - 11 - Mekkah - 30
102 - Surah At-Takasur - Bermegah-megahan - 8 - Mekkah - 16
103 - Surah Al-'Asr - Masa/Waktu - 3 - Mekkah - 13
104 - Surah Al-Humazah - Pengumpat - 9 - Mekkah - 32
105 - Surah Al-Fil - Gajah - 5 - Mekkah - 19
106 - Surah Quraisy - Suku Quraisy - 4 - Mekkah - 29
107 - Surah Al-Ma’un - Barang-barang yang berguna - 7 - Mekkah - 17
108 - Surah Al-Kausar - Nikmat yang berlimpah - 3 - Mekkah - 15
109 - Surah Al-Kafirun - Orang-orang kafir - 6 - Mekkah - 18
110 - Surah An-Nasr - Pertolongan - 3 - Madinah - 114
111 - Surah Al-Lahab - Gejolak Api/ Sabut - 5 - Mekkah - 6
112 - Surah Al-Ikhlas - Ikhlas - 4 - Mekkah - 22
113 - Surah Al-Falaq - Waktu Subuh - 5 - Mekkah - 20
114 - Surah An-Nas - Manusia - 6 - Mekkah - 21

Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur'an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?(QS:Al-Qamar/54:17)

Sesungguhnya Kami mudahkan Al Qur'an itu dengan bahasamu supaya mereka mendapat pelajaran.(QS:Ad-Dukhan/44:58)

"Sejak di turunkannya isi ayat-ayat Al-Quran hingga nanti berakhirnya jaman, Insyaallah isi Al-Quran tetap sama tdk ada perubahan. Al-Quran Al-Karim tetap 114 surat , yang terdiri atas 6.236 ayat
"

0 komentar: